Mohon tunggu...
Baiq ardila putri rani
Baiq ardila putri rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perempuan yang suka nonton drama, membaca novel, dan rebahan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkah Jualan Cilok, Seorang Ibu Bisa Biayai Pendidikan Anak

10 Juni 2024   08:40 Diperbarui: 10 Juni 2024   08:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Cilok adalah salah satu dari sekian banyak jajanan yang sangat populer di Indonesia. Bahkan cilok telah menjadi favorit banyak orang. Cilok biasanya terbuat dari tepung. Namun terkadang di dalamnya telah tercampur dengan daging. Umumnya daging yang digunakan adalah daging ayam tetapi sebagian orang juga banyak menggunakan daging sapi.

     Berkah dari berjualan kuliner sejuta umat tersebut sudah dirasakan oleh Sumaini ( 43 TAHUN ) penjual cilok di desa Bunut Baok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Saat itu saya sedang berjalan-jalan dengan ponakan dan kakak ipar, kami singgah sebentar di gerobak cilok nya sambil jajan cilok dan bertanya-tanya sedikit tentang usaha ciloknya.

   "Alhamdulillah dari berjualan cilok ini, saya bisa membantu keuangan suami, biaya sekolah anak-anak dan untuk mencukupi kebutuhan keluarga lainnya", ujar Sumaini saat saya tanya apa yang sudah dia dapatkan dari usaha jual cilok nya.

     Sumaini lahir di gerung, 31 Desember 1981. Sumaini merupakan anak pertama dari 6 bersaudara, dia sudah menikah suaminya bernama Mahyun dia sudah dikaruniai 3 orang anak, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Anak pertamanya (perempuan) sudah berkeluarga dan memiliki 3 orang anak dan 2 lainnya masih di jenjang pendidikan. 

"Anak pertama saya (perempuan) sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak, anak kedua saya ( laki-laki) saat ini masih di jenjang SMK kelas 2, dan anak ketiga saya (perempuan) saat ini masih di jenjang SD kelas 4 dan merekalah yang menjadi penyemangat usaha saya ini. Berkah jual cilok ini saya bisa menambah biaya untuk sekolah anak-anak saya", ujarnya.
     Makna berkah menurut ibu sumaini seperti berharap dagangannya laris manis, pembeli ramai, dan uang hasil jerih payahnya cukup untuk keluarga ,melihat pembeli menikmati cilok buatannya, mendapat senyum dan pujian, terasa lebih berharga daripada keuntungan besar. Bisa bangun pagi, berjualan dengan semangat itu sudah jadi berkah.

     Sumaini berjualan cilok dengan membuka gerobak cilok depan rumah dan tidak menjajakannya dengan berkeliling, "karena saya sudah tidak bisa untuk berjualan dengan berkeliling, dan rumah juga sudah strategis pinggir jalan banyak orang yang lewat, oleh sebab itu juga saya tidak berjual dengan keliling ", ujarnya. Untuk berjualan cilok tersebut Sumaini melakukannya secara mandiri, mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran.

     Dia sudah berjualan sejak 6 tahun yang lalu, "saya sudah berjualan sejak 6 tahun yang lalu saat modal masih murah dari sekitar Rp 150.000.00 hingga Rp 200.000.00 ", ujar Sumaini saat diwawancarai. Ibu dari 3 anak tersebut mengeluarkan sekitar Rp 200.000.00 untuk modal pembuatan cilok sehari-hari dengan keuntungan yang dia peroleh sehari-hari mulai dari Rp 100.000.00,Rp 150.000.00 tidak menentu tetapi kalau keadaan lagi rame atau ada kegiatan-kegiatan sekitaran rumahnya dia bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 250.000.00.

     Saat saya tanya kenapa dia memilih berjualan cilok tidak dengan usaha yang lain Sumaini menjawab, "membuat cilok itu gampang, tidak susah bahan bakunya sederhana, tepung, bumbu dan bahan lainnya tidak sulit dicari, di pasar-pasar sudah banyak yang jual. Selain itu penjualan cilok itu murah mulai dari 500 rupiah sehingga banyak orang yang suka dan cilok itu juga banyak penggemarnya", ujar Sumaini optimis.

     Gerobak jualan yang dipakai oleh Sumaini berjualan bukan seperti gerobak biasa yang orang-orang pakai, dia menggunakan tipe gerobak kayu yang terbuat dari bahan kayu jati kayu yang kokoh, kuat. Tipe gerobak nya juga bukan tipe gerobak dorong tetapi diam di tempat tidak pindah-pindah soalnya tanpa roda, "saya beli gerobak ini dengan harga Rp 4.000.000.00", katanya. 

Keasyikan mengobrol dengan ibu Sumaini ditemani cilok nya sampai lupa waktu, ciloknya ibu Sumaini sangat enak dagingnya berasa banget , sudah berapa ribu saya habiskan berdiam diri di sana. Karena sudah terlalu lama saya pun pamit pulang," kapan-kapan saya mampir lagi beli cipoknya buk" , ucapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun