2 Minggu berada di kota pempek lumayan membunuh rasa kangenku. Terutama pada keluarga dan juga makanan-makanan tradisionalnya. Banyak yang telah berubah dari kota ini. Ini yang menggelitikku untuk menulis tentang kota yang dibelah sungai Musi ini.
1.
Kota yang “Istiqomah”.
Apa itu istiqomah? Konsisten ! Inilah yang dimiliki sebagian warga Palembang. Terutama yang terkait dengan masalah kebersihan. Di mana-mana sampah bertebaran. Pinggir jlan raya, taman, selokan bahkan tempat wisata seperti di Kuto Besak dekat jembatan Ampera.
Aneh memang, dudukdi taman yang adakotak sampah, tapi sampah tak dimasukkan. Cuma dibuang di sekitarnya. Kenapa saya tulis istiqomah? Karena kebiasaan buruk ini sudah berlangsung sejak lama. Bahkan sejak saya kecil. Entah...apa ini budaya atau hobi? Tak heran di beberapa sudut kota sampai ditulis peringatan yang menjurus kasar karena tak tega kota tercintanya penuh sampah.
Ketergantungan warga akan pertugas DKK (Dinas Kebersihan Kota) sangatlah besar. Mungkin dalam hati mereka berkata
“Biarin saja sampah bertebaran, Ngapain repot-repot buang ke kotak sampah. Khan sudah ada petugas DKK yang siap menyapunya setiap pagi”