Entah apa namanya
Miris...sedih...ataukah marah?
Iseng di perempatan membeli koran Tribun Jogja karena tertarik dengan tema : Pemerintahn akan memblokir 15 game online. Ternyata, ada berita yang lebih heboh sekaligus memalukan :
Kepala sekolah Hamili Siswi MTs
Berita yang dimuat di halaman 11 dengan judul besar!
Baru beberapa hari kasus Yuyun, lalu kasus di Jabar, Jatim, Aceh dan kini kota pelajar Yogyarta menjadi tempatnya. Pelakunya bahkan seorang Kepala Madrasah Aliyah (setara SMA) yang sekaligus guru Fiqih (dasar-dasar Agama Islam). Ckckckck... dan sang korban adalah siswi sebuah MTs (setara SMP). Yang lebih mencengangkan lagi sang Pelaku berusaha menggugurkan kandungan sang korban dengan memintanya menelan Pil EM Kapsul dan Topicin!
Untunglah jajaran Ditreskrimum Polda DIY Â telah berhasil menangkap pelaku yang berusia 47 tahun ini pada Senin sore (16/5) di daerah banguntapan Bantul meski berdalih perbuatan dilakukan atas suka sama suka. Astaghfirullah!!! Untung pihak berwajib tak terkecoh. Korban merupakan anak di bawah umur yang harus dilindungi. Modus pelaku yang duda beranak 4 ini pun cukup lihai. Sejak Desember 2015, Korban diantar-jemput sekolah dari asramanya menuju sekolah dan juga sering mentraktir makan. Akhirnya, perbuatan bejad pun terjadi di beberapa TKP seperti Hotel. Hingga sang korban hamil.
Jelas ... dunia pendididikan patut berduka dan sedih
Ki Hajar Dewantoro pun patut menangis di alam kuburnya
Pelaku adalah orang berpendidikan dan seorang pendidik plus memiliki jabatan sebagai Kepala sekolah/Madrasah. Telah banyak kasus serupa terjadi di negeri ini.
Menjadi seorang pendidik/guru bukan hal mudah. Mendidik bukan Cuma mengajar dan men-transfer ilmu. Ada nilai-nilai kebaikan dan luhur.  Tak hanya itu, seorang pendidik selayaknya melindungi anak-anak yang menjadi didikannya. Bukan malah menyantapnya mentah-mentah!