“Loh, khan ada pengawasnya.. dua orang lagi”
“Itu dia pak Guru.... Pengawasnya malah ngobrol. Ada yang malah dolanan gadget. Yang bikin kecewa anak saya adalah mereka yang mencontek adalah anak-anak yang peringkatnya di atas anak saya. Berarti mereka selama ini mendapat peringkat baik karena nyontek, Pak...”
Saya kembali heran dan tertegun...
“Dan yang aneh, sudah tahu kelasnya gaduh pengawasnya diam saja. Bahkan ada yang bilang silakan nyontek asal nggak rame.....Apa memang pengawas ujian seperti itu, pak Guru?”
“Ya nggak pak....
Saya contohkan ya pak.... pas ngawas ujian yang pertama saya tekankan pada siswa anak saya adalah bahwa
1. Mencontek saat ujian sama saja dengan mengumumkan bahwa dirinya BODOH dan tidak pernah belajar
2. Mencontek sebagai pembuktian kalau sekolah bertahun-tahun sejak SD tidak ada hasil untuk meningkatkan rasa percaya diri
3. Mencontek sama dengan mencetak bibit-bibit baru koruptor dengan modal NGAPUSI alias KETIDAKJUJURAN.
“Terus kalo anaknya ternyata masih mencontek Pak ?”
“Saya bawa anaknya ke ruang pengawas atau panitia dan biarkan dia mengerjakan sendiri terpisah dari teman-temannya. Dan, alhamdulillah bisa berjalan. Memang kuncinya adalah semua pengawas harus sadar diri. Mereka saat itu kerjanya MENGAWASI bukan ngobrol palagi sibuk dengan gadgetnya”