Mohon tunggu...
Bain Saptaman
Bain Saptaman Mohon Tunggu... Administrasi - guru

aku adalah ..Musik....liverpool...the beatles...kopi....sepeda..vegetarian...... "AKU BERONTAK....maka aku ADA"....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Anggota Dewan Berhutang... Salahkah?

20 September 2014   04:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:10 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini berita di TV dan surat kabar penuh dengan kegiatan anggota DPR yang baru dilantik dan menggadaikan SK-nya.

Berita yang cukup menjadi headline di beberapa surat kabar. Tidak hanya di Jawa, di Bali pun demikian. Semua media, komentar dan tanggapan bernada “miring” keluar menyikapi perbuatan anggota dewan terhormat ini. Apakah memang demikian??
Manusia memang dihiasi oleh “prasangka/dzon”. Ada prasangka baik (khusnodzon) dan prasangka buruk (suudzon). Seakan-akan semua media TAHU dan MENJADI TUHAN bahwa kelak para anggota Dewan yang berhutang itu kinerjanya akan memburuk. Mengapa kita tak berusaha menunggu bagaimana kinerja mereka kelak????
Agama tidak melarang adanya hutang (pun dengan cara menggadaikan SK) asalkan hutang tersebut tidak menganggu kita dalam melayani masyarakat (andai kita pelayan masyarakat). Selain itu, berhutang adalah HAK !!
Saya sendiri adalah contoh orang yang pernah menggadaikan SK. Untuk menikah, saya menggadaikan SK CPNS saya ke BRI selama 3 tahun. Lulus BRI, SK saya langsung saya pindahkan ke BPD selama 3 kali. Untuk membeli tanah, bahan bangunan  dan membangun rumah. Andai saya tak hutang dan menabung, saya yakin tak akan bisa punya rumah sendiri. Jaman saya hutang tahun 1995, masih ada harga besi batangan seharga 5000 rupiah. Semen satu sak Cuma 19 ribu. Bayangkan, andai saya baru bisa membangun sekarang hasil dari menabung!! Semen sudah 50 ribu/zak dan harga besi sudah 10 kali lipat !! Dan, alhamdulillah, saat berhutang, kinerja dan semangat saya sebagai guru tidak berkurang dan menurun. Semua yang dilakukan tergantung niat.
Kini, setelah bertahun-tahun terlibat hutang, SK saya sudah kembali ke pangkuan saya hehehehe.....
Mungkin, kalo diibaratkan anak kuliah, SK saya sudah menyabet gelar S3...wakakakakak
Jadi, dalam berhutang yang perlu diperhatikan adalah
1.
Berhutanglah untuk hal-hal produktif atau modal bukan untuk MAKAN !!!!!!
2.
Pastikan kita memiliki anggaran untuk melunasinya meski dengan gadai SK (potong gaji)
3.
Ingat prinsip ini
Hidup tanpa hutang seperti langit tanpa bintang
Kebanyakan hutang....keluar BINTANGNYA !!!!


wakakakkaka
.................................
Poentjakgoenoeng, 19-9-14

1400844513732744243
1400844513732744243

"adakah PNS yang gak pernah berhutang?" hmmmm.....
gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun