Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... Freelancer - pengajar di Fakultas Ushuluddindan Studi Agama UIN Mataram, Pegiat Rumah Belajar dan Taman Baca Kompak, Lombok Timur

I'm the moslem kontak 087863497440/085337792687 email : abdulrahim09bi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Timba Juwet, Mata Air Murni dari Akar Pohon

17 Juli 2016   08:39 Diperbarui: 18 Juli 2016   13:06 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi
dok. pribadi
Sebab besarnya aliran air yang melimpah dari kedua mata air yakni Timba Juwet dan Sengkelep inilah sejak Tahun 2007 sumber air tersebut dialirkan menggunakan pipa-pipa paralon, yang diprakarsai oleh warga Dusun Lengkok Lendang yang Notabenenya berada di atas perbukitan. Desain teknis untuk aliran air tersebut berasal dari salah seorang Sarjana Teknik dari dusun tersebut, dan akhirnya aliran Air itulah yang mereka sebut Air PDAM. Akan tetapi jika PDAM di perkotaan pembayarannya dekelola untuk pendapatan Daerah, sementara PDAM yang dari Juwet dan Sengkelep ini hasil pembayarannya dikelola oleh Pemerintah Dusun. Dengan Bak-bak besar yang dibangun di sekitar Sumber Air, lalu bak besar penampungan kedua sebelum mengalir ke rumah-rumah warga dibangun di Dataran tinggi ujung utara Dusun Lengkok Lendang, Kecamatan Wanasaba Lombok Timur.

pipa PDAM
pipa PDAM
Tidak dipungkiri jika segala sesuatu yang ada di wilayah kita memang banyak dipenuhi mitos, akan tetapi kepercayaan lokal tersebutlah yang menjadikan beberapa tempat tetap asri dan masih seperti semula tanpa diubah untuk kepentingan pribadi, sebab mereka takut dengan mitos yang telah terbangun bahwa beberapa tempat memang dihuni oleh makhluk lain di alam ini.

Salah satunya Timba Juwet dan Sengkelep ini tetap asli bentuknya sebab kekhawatiran masyarakat sebagai pembatas untuk tidak bertindak merusak alam, akan tetapi jika dimanfaatkan dengan sewajarnya justru menjadikan sebuah kemudahan untuk dapat dinikmati bersama, salah satunya air mengalir sampai ke perbukitan, dan selayaknya slogan " Sumber air sudekat".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun