Mohon tunggu...
Baihaqi Samudera Sastra
Baihaqi Samudera Sastra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum

Gemar mengikuti perkembangan olahraga terutama di sepakbola, politik, pemerintahan, pendidikan dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sepak Bola Indonesia Demam Naturalisasi, untuk Prestasi atau Membunuh Regenerasi?

22 Juni 2024   08:24 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:25 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang era kepemimpinan coach Shin Tae-Yong (STY) yang sudah berjalan 4 tahun, Timnas Indonesia sudah melakukan naturalisasi sebanyak 12 pemain, termasuk kiper Marteen Paes yang baru saja dinaturalisasi beberapa hari yang lalu.

Muncul beberapa pertanyaan, tidak banyak, hanya segelintir orang, mereka berasumsi bagaimana nasib pemain lokal kita? Padahal, pemain yang dinaturalisasi adalah pemain yang punya darah keturunan Indonesia, baik dari ibu, ayah, kakek, atau nenek, mereka punya hak untuk memilih menjadi WNI, mereka adalah pemain keturunan yang sedang berkarir di luar negeri. Sama halnya seperti seseorang yang memiliki anak, anak tersebut sedang tinggal di luar negeri, lalu sewaktu-waktu anak tersebut ingin pulang ke Indonesia, apakah akan kita larang?apakah negara melarang? Jelas tidak.

Lalu selanjutnya muncul pertanyaan lain, "untuk apa ada kompetisi (Liga 1) kalau ujung-ujungnya pakai pemain naturalisasi?" Saya tidak mengerti mengapa pertanyaan itu muncul, karena pada dasarnya naturalisasi adalah sebuah akselerasi yang dilakukan PSSI untuk memperkuat Timnas, untuk meraih prestasi Timnas.

Fair saja, kompetisi Liga 1 Indonesia belum bisa banyak menciptakan pemain yang berkualitas, terlihat berbeda sekali kualitas nya dengan pemain naturalisasi atau abroad. Sudah terlihat di beberapa laga Timnas Indonesia, terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara pemain naturalisasi dan abroad dengan pemain Liga 1, faktor ini menjadi salah satu faktor mengapa coach STY banyak menggunakan pemain keturunan atau naturalisasi.

Menurut saya, program naturalisasi harus diiringi dengan pembinaan yang usia muda, membenahi sepak bola Indonesia tidak mudah, terlalu banyak masalah yang ada di era sebelumnya. Program naturalisasi untuk program "top down", sedangkan program pembinaan usia muda untuk program "bottom up", keduanya harus berjalan seiringan. Tidak bisa kita hanya membenahi pembinaan usia muda saja, harus ada program "top down" yang ada, salah satunya program naturalisasi, karena target PSSI yang cukup besar, maka harus ada cara yang cukup memiliki dampak signifikan dengan cepat untuk merealisasikannya, yaitu program naturalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun