Mohon tunggu...
Muhammad Baidhowi
Muhammad Baidhowi Mohon Tunggu... -

Pecinta keluarga tinggal di Kampar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Konspirasi di Balik Bom Boston?

25 April 2013   11:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:38 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Foto-foto Terduga Pelaku Peledakan di Boston Marathon

[caption id="attachment_257047" align="aligncenter" width="715" caption="Photo Peristiwa Bom Boston, Sumber: Youtube"] [/caption] Umat Islam di seluruh dunia harus benar-benar berhati-hati jika ingin selamat, karena banyak dari umat selain islam (baca; kafir) menginginkan kerusakan dan ketidak-nyamanan Islam.  Sebuah peristiwa penting terjadi di Myanmar yang sedang menimpa umat Islam etnis Rohingya dimana umat Islam dibantai oleh orang selain islam (baca; Budha) tanpa ampun. Bahkan saat ini sedang heboh isu pembersihan etnis Rohingya oleh umat Budha yang menamakan diri dengan squad 969 di Myanmar. Dan apa yang dilakukan oleh orang-orang di seluruh dunia? Tidak ada, hanya sebatas mengutuk (bagi yang beragama islam dan atau yang bersimpati), diam (bagi yang tidak peduli), dan bahkan bahagia (bagi mereka yang membenci). Begitupun peranan media yang hampir tidak ada yang memihak kepada umat Islam etnis Rohingya. Ataupun peristiwa yang menimpa umat Muslim Turki yang menumpang kapal Mavi Marvana. Mengapa itu bisa terjadi? Lain hal jika peristiwa tersebut terjadi di negara-negara non Islam (baca; kafir), atau bahkan di Eropa atau Amerika, pasti akan dengan lantangnya media memberitakan kejadian-kejadian tersebut dibumbui dengan berbagai macam bumbu yang akan lebih mendramatisir. Dan akhirnya muncul stigma bahwa mereka (baca; umat non islam) telah dizolimi oleh 'teroris'. Dan jika anda berbicara tentang teroris dimanapun anda berada, pasti anda akan mengatakan bahwa itu adalah Islam. Maka, itulah yang disebut dengan makar (baca; konspirasi), dan makar itu ada dua, makarnya manusia dan makarnya Allah. Makarnya manusia itu mesti jahat, tetapi makarnya Allah adalah untuk menumpas kejahatan itu dan berujung dengan kebaikan bagi manusia. Ada yang aneh, sedang hangat-hangatnya kita disuguhkan sebuah peristiwa Bom Boston, semua media asing maupun media lokal sebagai Followernya di Indonesia memberitakan kisah Bom Boston seirama dengan nyanyian dan dongeng yang dihembuskan oleh media Amerika.  Maka, lagi-lagi umat Islam tertuduh… [caption id="" align="aligncenter" width="654" caption="Photo terduga pelaku bom Boston, Sumber: Kompas.com"]

Ini Foto-foto Terduga Pelaku Peledakan di Boston Marathon
Ini Foto-foto Terduga Pelaku Peledakan di Boston Marathon
[/caption] Benarkah kisah yang terjadi sesuai dengan alur cerita yang dihembuskan AS, yaitu 2 buah bom meledak dan mereka (baca; Amerika) menjadi pahlawan karena berhasil meringkus pelakunya dalam waktu cepat, dan pelakunya adalah 2 anak muda. Yang lebih aneh, mereka tidak tertawan dan bisa bicara, karena  salah satu tersangkanya tewas terbunuh karena terlindas oleh mobil yang dikemudikan oleh adiknya sendiri dan yang adiknya tidak bisa bicara karena katanya (baca;kata amerika) tenggorokannya di tembak sendiri oleh yang bersangkutan? Benarkah alasan itu?. Pada akhirnya mereka berdua dikaitkan  dengan militan Chechnya (mereka berdua tidak bisa mengatakannya karena 1 tewas dan 1 lagi tak bisa bicara setelah tertembak lehernya, jadi amerika dengan leluasa memberikan menuduh), yang mereka sebut juga militas Islam itu adalah jaringan  Teroris. Padahal seperti diberitakan bahwa negeri Chechnya ingin memerdekakan dari kekuasaan Rusia yang non muslim (baca; kafir), pejuang negara yang dijajah disebut oleh mereka sebagai teroris militan islam. Artinya itu menjadi suatu yang tidak masuk di akal, pejuang kemerdekaan disebut sebagai penjahat. Maka, kita teringat pada kisah konspirasi yang dilakukan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf terhadap beliau sehingga Nabi Yusuf dilempar ke dalam sumur dan dikatakan kepada ayahnya bahwa anaknya dimakan oleh binatang buas dan ayahnya percaya. Berdasarkan Kisah Yusuf AS, masih percayakah anda terhadap cerita dan berita yang berasal dari Amerika dan serdadu medianya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun