Mohon tunggu...
siti zubaidah
siti zubaidah Mohon Tunggu... -

menikah dengan 4 orang anak dan menjadi pengajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Untuk Selingkuhanku

5 Agustus 2011   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05 2763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selingkuhanku.............

berapa lama kita telah berselingkuh?..... rasanya sudah lebih dari 10 tahun ya...... selama itu aku mencintai dan menyayangimu lebih dari "cinta sejatiku" padahal Dia tau aku berselingkuh kepadamu. Awal aku menisbatkan kau sebagai selingkuhanku, aku membuat "cinta sejatiku" marah, karena aku melanggar perjanjian yang dibuat olehNya jika aku ingin berselingkuh. aku tau kamu juga merasakan kemarahanNya saat itu, tapi dengan dalih kita sudah saling mencintai dan menyayangi kita berharap "cinta sejatiku" mau memaafkan semua salah kia. Dan...... ternyata memang Dia memaafkan kita.......

Duhai selingkuhanku...........

"cinta sejatiku" memang sangat menyayangiku, tapi kita berusaha melupakan cintaNya, aku terlalu mabuk bersamamu. aku menganggap "cinta sejatiku" tidak memiliki peran apapun pada kehidupanku. semua kujalani bersamamu selingkuhanku..... Aku hanya mengingat "cinta sejatiku" ketika kau tidak memandangku atau ketika kau tak mampu menopang semua bebanku. ketika kau menyerah dan berkata "terserah kau sajalah....." aku menangis pada "cinta sejatiku" memohon belas kasihnya atau meminta Dia bersedia menerima kau, menolong kau dalam setiap kesulitanmu. Dan jika dia mulai marah aku selalu memohonkan maaf untuk bersedia mengampuni salah kita. Dan jika aku berkata kepadamu tentang ucapan "cinta sejatiku" terhadapmu yang membuat kau terhibur jawabanmu adalah "memang begitu seharusnya kau mencintai aku, menghargai aku dan menyayangi aku"......

Selingkuhanku.......

sadarkah kau, kau memakai kata-kata "cinta sejatiku" yang pernah aku bacakan untukmu atau kau membacanya sendiri untuk kesenanganmu, untuk pembenaran apa yang telah engkau lakukan. bukan untuk membuatku mengingat kasih sayang "cinta sejatiku" kepadaku

kamu egois selingkuhanku.........

padahal baru beberapa bulan ini aku mencoba untuk benar-benar mencintai "cinta sejatiku" setelah bertahun2 aku selingkuh kepadamu. Padahal baru beberapa bulan ini aku membaca lagi surat-surat dari "cinta sejatiku" setelah bertahun-tahun kamu membuaiku dengan kisah masa depan yang kita tidak pernah tau akhirnya.

Dulu aku sering berselingkuh, sebelum denganmu aku sering berselingkuh. Tapi hanya denganmu aku berani melanggar surat cinta dari "cinta sejatiku" entah apa yang membutakan aku saat itu. Aku mencoba bernegosiasi dengan "cinta sejatiku", aku selalu berbicara pada "cinta sejatiku" bahwa kamu selingkuhan terbaikku, aku selalu memohonkan keridhoanNya atas perselingkuhan kita.

mungkin dia sering kesal pada kita selingkuhanku.......

karena ketika kita bercengkrama, berkasih-kasihan kita melupakannya, bahkan ketika kau ingatpun kau berusaha meninabobokanku. Kau membuat aku melupakan "cinta sejatiku" selama bertahun-tahun. kau menjauhkan aku denganNya, dengan memberikan cintamu, kasih sayangmu dan harapan-harapanmu.

Ketika dia kesal kepadaku dia membacakan semua sifat-sifatmu kepadaku tapi aku tak perduli karna aku mabuk oleh tuak cintamu. Dia membuka semua tabir tentangmu tapi lagi-lagi aku tidak memperdulikan Dia, karena kamu memberikan argumen2 yang diambil dari surat cintaNya. "Kamu harus menghormatiku, bukankah itu yang sering disebut dalam surat cintaNya. Surat cintaNya lebih rendah kedudukannya dari pada kepentinganku. dan Aku lebih tinggi kedudukannya pada semua kelakuan baik yang tidak diwajibkan kepadamu oleh "cinta sejatimu"" begitulah argumenmu dan kembali aku luluh padamu selingkuhanku......

Hingga ada orang lain yang perduli pada "cinta sejatiku" yang mengingatkanku untuk mengenalnya, menyayangnya dan mencintainya lewat surat-surat yang sudah ada padaku setelah sekian tahun tak habis-habis aku membacanya dan aku kembali membacanya. Aku tidak pernah meninggalkanmu selingkuhanku, tapi aku ingin mencintai "cinta sejatiku" melebihi cintaku kepadamu. jika saat ini kau bertanya "sudah berkurangkah rasamu padaku?" kujawab "ya......." . maafkan aku, aku inginkan selingkuhan yang mengingatkanku akan "cinta sejatiku", aku ingin selingkuhan yang rela diduakan saat aku membaca surat cinta dari "cinta sejatiku".

Akhir-akhir ini kau kesal kepadaku selingkuhanku......

karena aku lebih memilih "cinta sejatiku" kalu Dia manusia mungkin rasa kesalnya selama bertahun-tahun melebihi rasa kesalmu saat ini. Tapi "cinta sejatiku" memiliki kasih yang luasnya melebihi samudra. memiliki kesabaran yang sabarnya tidak akan pernah mampu kita ukur.

Aku malu mempertahankan kamu selingkuhanku....

Aku lelah menyayangimu selingkuhanku.......

Aku ingin mencari selingkuhan lain yang tidak menggunakan "surat cinta" dari "cinta sejatiku" untuk kepentingannya. Bagaimana mungkin kau tega memakai kata-kata dari "suratcintaNya" untuk menyerangku ketika aku bersalah padamu padahal aku jarang kau ingatkan untuk mencintai "cinta sejatiku"

Selamat tinggal selingkuhanku.....

maafkan aku harus kembali pada "cinta sejatiku" sampai aku mendapat selingkuhan lain yang mau mengingatkanku pada "cinta sejatiku" dan membimbingku bukan untuk kepentingannya saja....

salam dari selingkuhanmu.............................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun