Mohon tunggu...
Bahtiar Ali Rambangeng
Bahtiar Ali Rambangeng Mohon Tunggu... profesional -

Pendidikan dasar saya dibentuk dari keluarga, kemudian di KOSKAR akar tumbuhnya pandangan dunia, KOSKAR komunitas sederhana namun mencintai ilmu. Alam dan lingkunganlah tempat terbaik belajar karena disana interaksi langsung terjadi baru kemudian belajar dari buku. Penataan pengetahuan akan lebih baik dengan terus menulis, itulah salah satu alasanku terus menulis essay sederhana sekaligus belajar jadi peneliti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyelami Hidup

11 April 2013   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:23 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Interaksi masih di pintu yang sama,
pikiran masih seperti yang dulu,
tak ada perubahan hasinya adalah nol besar
untuk menciptakan inspirasi dan harapan

Interaksi itu adalah obat mental
obat kedewasaan
obat kearifan
obat kesuksesan
sehingga sukses dan jiwa itu satu dengan interaksi
kematangan itu ilmu praktek
bukan ilmu teori
interkasi mengajarkan itu
jika masih 2- 5 kumpulan saja tempat bergumul
mana bisa jadi pendidikan pluralis
pendidikan jiwa dan mental sosialis
mental arif itu tumbuh dari benturan besar
lalu ditata dengan interaksi dinamis
interaksi kolektif dan terjiwai
interaksi yang mengkoreksi
menata dan merumuskan ulang

Anak desa bisa baik dari anak kota
anak kota bisa lebih baik dari anak desa
jika mental interaksinya tertata dengan baik
namun, yang utama adalag karakter dan mentalitas dasar
karakter itu tumbuh dari proses menjiwai
bukan kerjaan sehari
dia ada dan tumbuh bersama proses belajar
belajar jujur, ikhlas dan apa adanya
tak perlu direkayasa sebab perekayasa tak akan menyentuh lubuk hati
itu nista akhirnya

mereta yang berkarakter hati dan pikirannya adalah jiwa pergaulannya
dia tumbuh dan bergerak dengan impian
dibumbui oleh hati tulus
akhirnya semua prosesnya adalah makna kehidupan
bukan kebencian membabi buta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun