Mohon tunggu...
BAHTERA PATO
BAHTERA PATO Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya Hong membaca, menulis, Konten motivasi saya suka menonton video motivasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran menjadi Penopang

23 April 2024   16:47 Diperbarui: 24 April 2024   10:25 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebenaran adalah hal yang tidak bisa disangkal lagi. Namun bila kebenaran tidak diperkuat dengan bukti - bukti maka kebenaran bisa dikatakan dibuat - buat. Kebenaran dalam hal apapun mesti harus dinomorsatukan, tapi bukan nomorsatukan pembenaran.

Membenarkan sebuah peristiwa juga harus membutuhkan banyak hal yang menopang, agar yang dikeluarkan dari mulut dapat dipercaya. Tak bisa begitu disampaikan lalu Langsung dibenarkan atau disungguhkan, namun diperlihatkan terlebih dahulu penopang - penopang pembicaraan itu.

Kebenaran disebut penopang adalah yang dapat membebaskan seseorang dari jeratan atau perangkap. Namun bila kebenaran tidak didukung dengan banyak penyokong, kebenaran itu sendiri tidak dapat diakui.

menuturkan kebenaran adalah sebuah penyampaian yang membawa dan menghantar setiap insan manusia kepada kebahagiaan. Terkadang setiap insan manusia, memandang orang yang menuturkan kebenaran dengan perspektif yang salah. Penyebab demikian ialah kurang nya memahami dan mendengarkan dengan baik apa yang dituturkan pembicara.

Dan orang yang mengatakan kebenaran selalu ditentang oleh orang yang tidak mengerti maksud dan tujuan penyampaian dan penuturannya. Maka sangat diperlukan bahwa, mencerna pembicaraan orang dengan baik itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan ini. Agar tidak salah menarik kesimpulan yang diluar rel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun