Kamis, 26 Desember 24. Sudah genap 1 Minggu masa pengabdian kelompok KKM 22 UIN Malang di desa Kenongo. Selama satu Minggu ke belakang, hal yang menjadi fokus utama adalah penguatan komunikasi dengan diadakannya beberapa rapat, pertemuan, dan diskusi sowan dengan beberapa perangkat desa. Pembahasan dengan setiap orangnya bisa jadi beragam sesuai dengan kedudukan dan status lawan bicara kelompok kami. Satu hal yang pasti menjadi bahan dan banyak disinggung dalam setiap pembicaraan kami dengan orang orang tersebut adalah program kerja kelompok KKM 22 yang selanjutnya akan dikerjakan dan dilaksanakan di desa kenongo.
Diantara sekian program kerja yang telah disiapkan oleh kelompok KKM 22 dan kelompok lain yang ada di desa kenongo, salah satu program yang menjadi concern utama adalah satu program kerja yang spesifik menjadi permohonan bantuan dari pihak desa kenongo yang disampaikan langsung oleh sang kepala desa. Permohonan tersebut merupakan sebuah permohonan untuk bantuan perencanaan dan desain awal dari sebuah lokasi wisata berupa camping ground yang berlokasikan di sebuah lokasi dataran tinggi dusun precet di desa kenongo. Ini merupakan langkah lanjutan yang diambil oleh pihak desa untuk lebih menguatkan status desa kenongo sebagai desa wisata.
Tepat hari ini tanggal 26 Desember 2024, gabungan dari 3 kelompok KKM dengan perwakilan Kakha dari divisi pendidikan kelompok KKM 22 berangkat untuk survei langsung lokasi yang nantinya akan dibangun camping ground. Beberapa mahasiswa yang ikut survey merupakan beberapa mahasiswa yang dianggap akan mengerti terhadap project yang nantinya akan dikerjakan seperti Kakha dari prodi Sastra Inggris dan peminatan pariwisata dan anggota kelompok lain bernama Syauqi dari prodi Teknik Arsitektur. Lokasi yang kelak akan dijadikan camping ground terbilang strategis dan ternyata memang sudah ada perencanaan jangka panjang dari pihak pemerintah untuk selanjutnya dibangunkan sebuah jembatan besar yang akan menghubungkan perjalanan dari dua bukit yang berhadapan di daerah tersebut. Sayangnya, beberapa mahasiswa menganggap ini menjadi sebagai satu permohonan bantuan yang dianggap terlalu besar. Tapi dengan segenap keteguhan hati dan kesiapan untuk membantu membangun desa, gabungan tiga kelompok tetap siap untuk menjadikan ini sebagai satu project besar gabungan 3 kelompok. Sebagai pembantu koordinasi dan perencanaan project ini, ketiga kelompok pun sudah berencana untuk selanjutnya mengadakan diskusi dengan DPL atau Dosen Wali yang sekiranya mampu untuk ikut serta dalam project besar ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H