Mohon tunggu...
Adi Guna
Adi Guna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Tidak Punya Presiden

15 Februari 2017   12:44 Diperbarui: 15 Februari 2017   13:13 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak awal saya memang tidak begitu menyukai Pak Jokowi sebagai Presiden, tapi percayalah bahwa saya bukanlah orang yang suka mengumpat menjelek-jelekkan beliau. Buat saya, saya bilang “saya tidak suka pada Pak Jokowi” pada teman terdekat saya itu sudah jauh lebih cukup untuk menuntaskan emosi ketidak sukaan saya, daripada harus mengumpat-umpat dan menjelekkan. Tentu saya juga tidak suka jika ada yang menjelekkan diri saya, jika tidak suka dengan saya ya biarlah, karena hidup memang seperti itu.

Jika saya ditanyai alasan kenapa tidak suka kepada beliau, jawaban saya sangat tidak empiris. Saya akan menjawab, entahlah. Alsannya tanpa alasan, kasusnya seperti saya menyukai sepak bola, iya, saya menyuaki sepak bola tanpa alasan.

Bagaimanapun juga beliau adalah Presiden Republik Indonesia, sebagai simbol negara yang harus saya hormati sebagai warga negara. Beberapa kebijakan beliau juga saya dukung kok, kebijakan tentang sepak bola, membangun perbatasan sebagai teras terluar Indonesia, pembangunan insfrastruktur juga saya dukung, menurut saya itu bagus. Hanya memang ada beberapa manufer politik beliau yang membuat saya mengerenyitkan dahi.

Pernyataan bahwa “Saya tidak punya Presiden” juga bukan berarti saya meniadakan keberadaan beliau. Lebih kepada motivasi diri saya sendiri, dan menurut saya juga motivasi untuk bangsa Indonesia. Maksudnya supaya kita mau berjuang merubah keadaan masyarakat tanpa harus ngarep kepada pemerintah. Artinya memotivasi untuk menjadi masayarakat yang mandiri. Dan disini kita juga harus memaknai pemerintah sebagai pemerintah yang luas, tentu bukan hanya pemerintah pusat. Saya masih banyak melihat masyarakat Indonesia ngarep, menuntut perubahan pada pemerintah sedangkan sebenarnya masalah itu ada pada masyarakat itu sendiri.

Harapannya sih bisa seperti ini : Jika ada jalan desa rusak yang berlubang, yang silahkan patungan kemudain belikan semen dan pasir untuk menambal lubang itu. Jika sekiatar rumah banjir karena selokan mampet, ya mari bergotong royong membersihkan selokan, tanpa harus mencak-mencak kepada pemerintah apalagi Presiden.

Sekereas apapun kita menjelekan Presiden toh itu tidak akan berpengaruh apapun pada beliau, beliau tetap Presiden. Kecuali kita bisa menggerakan Jutaan mahasiswa di Indonesia untuk turun ke jalan seperti tahun 1998, itu lain cerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun