Jakarta, 29 November 2024
Setiap 29 November, dunia memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, sebuah momen refleksi dan panggilan moral untuk menyuarakan hak-hak yang selama ini terus terabaikan. Sejak Resolusi PBB 1977, peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global akan perjuangan rakyat Palestina yang masih berlanjut, bahkan hingga hari ini. Tahun demi tahun, peringatan ini mengingatkan kita akan penderitaan yang terus dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina, di tengah tragedi yang tak kunjung usai.
Peringatan ini semakin relevan ketika kita melihat kondisi terkini yang memprihatinkan. Menurut data terbaru, sejak dimulainya eskalasi konflik, sudah tercatat sebanyak 44.282 korban jiwa, termasuk 16.762 anak-anak dan perempuan yang menjadi bagian dari korban. Tidak hanya itu, lebih dari 104.880 orang terluka, sementara sekitar 10.000 orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. Kehilangan ini menggambarkan betapa besarnya dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan yang terus berlanjut. Selain korban jiwa dan luka, lebih dari 2 juta orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, namun tak jarang mereka harus tinggal di tenda darurat yang tidak memadai di tengah musim dingin yang menggigit. Di samping itu, sekitar 80% bangunan---termasuk rumah, pemukiman, dan fasilitas umum---telah hancur, menjadikan kehidupan sehari-hari di Gaza semakin tidak mungkin dijalani dengan normal.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah kesulitan hidup yang dialami oleh warga Palestina. Akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih dan makanan semakin terbatas. Kelaparan melanda, sementara persediaan air minum semakin menipis. Warga Palestina hidup dalam kondisi yang serba terbatas dan tidak aman, bahkan dalam tenda-tenda darurat yang hampir tak memberikan perlindungan dari dinginnya musim.
Pada Hari Solidaritas ini, saat kita mengenang perjuangan panjang rakyat Palestina, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Solidaritas global bukanlah sekadar simbol; ia adalah bentuk konkret dari dukungan moral dan tindakan nyata. Sebagaimana diingatkan oleh PBB, setiap individu memiliki peran dalam menyuarakan hak-hak Palestina. Tindakan kecil seperti menyebarkan informasi yang benar, mendukung bantuan kemanusiaan, atau bahkan memperjuangkan keadilan di forum internasional dapat memberikan dampak besar.
Mari kita jadikan Hari Solidaritas Internasional ini lebih dari sekadar momen peringatan, tetapi sebagai langkah nyata untuk mendukung perjuangan mereka. Keberlanjutan hidup yang layak, kemerdekaan, dan hak asasi manusia untuk rakyat Palestina tidak boleh diabaikan lagi. Dunia tak bisa lagi berpangku tangan. Rakyat Palestina membutuhkan kita---dan kini saatnya untuk bersolidaritas dengan mereka, dalam aksi nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H