Mohon tunggu...
Bahrul  Ulum
Bahrul Ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Janganlah kau berkata "Aku Tidak Bisa", sebelum kau mencobanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relevansi Karakteristik Pesantren

28 Mei 2020   01:04 Diperbarui: 28 Mei 2020   01:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum temen-temen..

Setelah membahas mengenai pesantren pada minggu lalu, kali ini kita lanjut membahas pola umum pendidikan dan kultur pesantren. Oke langsung saja kita simak..

Pesantren merupakan suatu wadah pendidikan bagi santri yang akan mendalami ilmu agama di bawah bimbingan kyai. Pada umumnya lingkungan pesantren meliputi masjid, kyai, santri, pesantren (pondok) serta adanya pembelajaran kitab klasik (kitab kuning). Hal-hal inilah yang terkumpul dalam pola umum pendidikan pesantren. 

Pendidikan pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dikenal dengan sistem asrama atau mondok. Dalam pesantren, kyai menjadi tokoh sentral dalam pembelajaran dan pembinaan akhlaq santri, dan santri mengikuti setiap apa yang diajarkan dan diperintahkan oleh kyainya dalam wujud tawadlu'. Sedangkan masjid sebagai sentral pembelajaran antara kyai dengan santrinya. 

Kultur pesantren merupakan budaya yang ada pada pesantren yang dapat mempengaruhi pola fikir, karakter, akhlak, dan mental para santri melalui bimbingan dan pengawasan dari kyai maupun ustadz. 

Seperti yang kita tahu bahwa tujuan dari pembelajaran dipesantren adalah mengharapkan agar santri menjadi pribadi yang unggul dalam beribadah serta memiliki akhlaq yang baik di lingkungan masyarakat. Budaya ini ditunjukkan dengan ketaatan dalam melaksanakan peraturan-peraturan dan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di dalam lingkungan pesantren. 

Kultur pesantren yang paling tampak adalah terdapat pada sistem pembelajaran, yakni sistem sorogan, bandongan, hafalan, dan musyawarah. Sistem pembelajaran ini merupakan sistem tradisional (klasikal) yang dikenal dengan sistem madrasah. 

Meski pada umumnya pesantren terfokus pada ilmu agama, namun pembelajaran dalam pesantren tidak tertutup pada hal itu saja. Pesantren juga memberikan ilmu pengetahuan lain yang tidak lepas dari ilmu agama sebagai alat dan penunjang santri dalam memahami kitab kuning, seperti contohnya ilmu alat (nahwu-shorof), bahasa Arab, serta ilmu lainnya. Selain itu pesantren juga memberikan keterampilan lain kepada santri sebagai bekal dalam bermasyarakat nanti, seperti kesenaian hadrah, sholawat, serta praktik ibadah dan tahlil.

Metode yang diterapkan dalam pesantren awalnya memang tradisional, yaitu mengkaji kitab kuning melalui sistem sorogan, bandongan, bahtsul masail, pengajian pasaran, hafalan, serta riyadhoh. Namun seiring berkembangnya zaman, lambat laun sistem yang ada dipadukan dengan sistem pendidikan modern dan menghasilkan madrasah-madrasah umum yang bernilai pesantren, yakni MI, MTs, serta MA. Sehingga akhirnya terdapat istilah pondok salaf dan pondok modern. 

Pondok salaf merupakan pesantren yang menerapkan sistem pembelajaran klasikal dan kitab kuning, sedangkan pondok modern lebih menerapkan kepada sistem pembelajaran modern dalam memahami ilmu agama dan kitab-kitab. Meski berbeda keduanya tetap memiliki tujuan sama, yakni untuk mendidik calon-calon ulama' yang alim dan paham agama serta memiliki pengetahuan umum dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun