Banjir merupakan bencana alam yang sering kali menimpa daerah-daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Gresik yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Data yang telah dirilis menunjukkan bahwa selama periode tahun 2018-2022, Kabupaten Gresik mengalami beberapa kali bencana banjir dengan jumlah kejadian yang relative selalu meningkat kecuali pada tahun 2020 dimana tercatat ada 13 kali kejadian banjir. Dalam kejadian-kejadian banjir tersebut, masyarakat selalu menjadi korban dengan beberapa keluarga yang harus mengungsi akibat kondisi banjir yang terjadi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang serius dan komprehensif dari pihak pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholder terkait untuk mengurangi dampak bencana banjir di Kabupaten Gresik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat dalam hal pengurangan risiko bencana, peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir, dan pengembangan infrastruktur yang tangguh dan tahan bencana. Dalam hal ini, pemerintah juga harus mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menangani bencana banjir, termasuk dalam hal pendistribusian bantuan dan pemulihan ekonomi masyarakat yang terkena dampak banjir. Dalam menghadapi bencana banjir, kesiapan dan kerja sama dari berbagai pihak sangatlah penting. Semoga dengan upaya-upaya yang dilakukan, bencana banjir di Kabupaten Gresik dapat dikurangi dampaknya dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya yang mengancam.
Bencana banjir yang terjadi di Gresik akhir-akhir ini memang cukup merugikan masyarakat. Namun, kita bisa belajar dari Jakarta, ibukota Indonesia yang juga sering terkena banjir. Jakarta telah mengalami bencana banjir selama bertahun-tahun dan membutuhkan solusi yang tepat dan fokus untuk mengatasi masalah ini. Salah satu solusi yang diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi banjir adalah dengan membangun sistem pengelolaan air terpadu yang dikenal dengan nama normalisasi sungai. Normalisasi sungai bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sungai agar dapat menampung air lebih banyak. Selain itu, normalisasi juga dapat meminimalkan risiko banjir. Solusi yang sama dapat diterapkan di Gresik. Pemerintah harus fokus pada pembangunan sistem pengelolaan air terpadu, seperti pembangunan embung, pembangunan bendungan, dan normalisasi sungai. Selain itu, perlu juga dilakukan pencegahan dengan cara mengurangi dampak perubahan iklim melalui penghijauan, mengurangi polusi, dan melakukan kampanye edukasi untuk mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan berkelanjutan.
Masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan sekitar dan mengurangi polusi yang dapat memperburuk kondisi lingkungan. Selain itu, masyarakat harus memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait harus bekerja sama dalam mengatasi masalah banjir di Gresik. Dengan membangun sistem pengelolaan air yang baik dan melakukan pencegahan, diharapkan banjir yang sering terjadi di Gresik dapat dikurangi dan menjadi lebih terkendali. Kita perlu belajar dari Jakarta, bahwa fokus pada solusi yang tepat dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H