Mohon tunggu...
Bahrian Kuncoro Aji
Bahrian Kuncoro Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🐱

West Borneo

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Blue Carbon Terjaga, Net-Zero Emission Terwujud!

22 Oktober 2021   13:26 Diperbarui: 22 Oktober 2021   13:29 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Dustan Woodhouse on Unsplash

Apa sih Net-Zero Emissions? Net-Zero Emissions (NZE) adalah suatu program jangka panjang negara-negara di dunia termasuk Indonesia dalam mencegah terjadinya perubahan iklim yang ekstrim dengan cara mengurangi atau bahkan menghilangkan emisi karbon yang terdapat di atmosfer. 

Emisi karbon inilah yang menjadi penyebab perubahan iklim di berbagai belahan dunia yang menyebabkan sinar matahari hanya dapat dipantulkan sebagian ke luar atmosfer dan sebagian lagi terjebak di atmosfer sehingga menyebabkan suhu bumi menjadi hangat.

Lalu apa hubungannya dengan 'Blue Carbon'? mungkin istilah kata ini masih terdengar asing di telinga kita. Selama ini yang kita tahu bahwa hutan di daratan adalah satu-satunya ekosistem yang mempunyai peran penting dalam penyerapan dan penyimpanan karbon. 

Tetapi ekosistem hutan di daratan hanyalah salah satu diantaranya, terdapat ekosistem pesisir dan laut yang juga berperan besar dalam penyerapan dan penyimpanan karbon. Nah karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut inilah yang dinamakan sebagai Blue Carbon (karbon biru).

Menurut penelitian, ditemukan fakta bahwa ekosistem pesisir dan laut seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun diyakini menyerap dan menyimpan gas rumah kaca seperti emisi karbon 100 kali lebih banyak dan lebih permanen dibandingkan dengan hutan yang berada di daratan. 

Sekitar 55%-99%karbon yang diserap dan disimpan dalam tanah di kedalaman 6meter akan tersimpan sampai ribuan tahun lamanya. Oleh karena itu blue carbon memiliki potensi yang besar dalam adaptasi dan mitigasi dampak dari perubahan iklim di dunia.

Tidak dapat dipungkiri dalam satu dekade terakhir perubahan iklim kini semakin tampak terlihat yang ditandai dengan cuaca ekstrim yang terjadi di berbagai belahan dunia. Kebakaran hutan, gelombang panas, dan banjir di berbagai negara adalah bukti bahwa bumi sudah mengalami perubahan iklim secara global. 

Melalui pertemuan COP26 (konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Glasgow yang akan diselenggarakan pada 31 Oktober hingga 12 November 2021 menyerukan agar negara-negara mendukung program Net-Zero Emissions dan membatasi kenaikan suhu global sampai 1,5o C pada pertengahan abad ini (2050) untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim.

Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan mencapai NZE selambat-lambatnya pada tahun 2060. Pemerintah juga saat ini sudah menerapkan kebijakan pembangunan rendah karbon di berbagai sektor terutama pada sektor energi seperti pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Standar Kinerja Energi Minimun (SKEM) dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). 

Selain menerapkan kebijakan tersebut, Pemerintah juga akan mengenakan pajak karbon untuk PLTU Batubara yang merupakan penyumbang emisi karbon yang cukup besar di Indonesia dalam rangka mengurangi emisi karbon melalui pengesahan Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) oleh DPR beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun