Filsafat berasal dari kata "Philosophia" yang merupakan bahasa Yunani. Philosophia sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu philo yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Para ahli mendefinisikan filsafat berbeda-beda, namun memiliki artian yang sama. Filsafat diartikan sebagai sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab berdasarkan akal dan pikiran manusia. Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan dari seseorang maupun sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Perkembangan filsafat bergerak secara dinamis, dimana hingga saat ini terdapat beberapa cabang bidang studi filsafat. Adapun diantara cabang bidang studi tersebut yaitu
- Metafisika
Metafisika merupakan pembahasan filsafat yang komprehensif terkait segala sesuatu yang ada.
- Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu episteme dan logos. Episteme memiliki arti yaitu pengetahuan, sedangkan logos memiliki arti pikiran atau ilmu. Epistemologi diartikan sebagai suatu pembahasan filsafat yang membahas mengenai ilmu pengetahuan.
- Logika
Logika pada cabang bidang studi filsafat yaitu suatu pembahasan filsafat yang berupaya untuk menyeimbangkan akal dan pikiran.
- Estetika
Estetika merupakan pembahasan filsafat mengenai keindahan, perasaan, dan seni.
- Etika
Etika merupakan sebuah ilmu mengenai baik buruknya tingkah laku manusia atau ilmu yang membahas tentang kesusilaan.
- Filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan cabang bidang studi dari filsafat yang fokus dalam membahas hakikat ilmu.
Hampir seluruh bidang kehidupan manusia tidak terlepas dari filsafat. Bahkan dasar negara Pancasila juga tak luput dari filsafat. Pancasila berperan sebagai sistem filsafat, dimana pancasila menjadi sumber dan landasan dalam berpikir dan bertingkah laku. Pancasila sebagai dasar dalam bertindak dan beretika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia memiliki suatu tujuan yang dicita-citakan dan hal-hal mengenai tindakan dalam mencapai tujuan tersebut terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku.
 Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia. Nilai-tersebut digali dari masyarakat Indonesia dan dirumuskan melalui perenungan jiwa yang mendalam oleh founding fathers bangsa Indonesia. Pancasila sendiri dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung sejumlah nilai-nilai yang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Adapun nilai-nilai tersebut yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kesatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.Â
Kelima nilai-nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu sistem yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi antar satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai dalam Pancasila hendaknya dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat agar tercipta suatu kehidupan bermasyarakat yang aman, nyaman, tentram, dan damai. Adapun contoh implementasi dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari adalah menjunjung tinggi toleransi antar agama, suku, ras, dan budaya.Â
Perbedaan dapat menimbulkan perpecahan di dalam masyarakat, namun perbedaan dapat pula meningkatkan rasa persatuan dalam masyarakat apabila perbedaan tersebut disikapi dengan berlandaskan Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam konteks perbedaan dan keberagaman baik agama hingga suku dan budaya. Pengamalan nilai-nilai Pancasila yang lain adalah dengan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dengan membantu sesama manusia.Â
Membantu sesama merupakan pengamalan nilai pancasila yaitu nilai kemanusiaan. Pengamalan nilai tersbeut hendaknya dijiwai dengan sepenuh hati dan dilandasi dengan keikhlasan hati tanpa mengharap suatu imbalan. Pancasila sebagai sistem filsafat disini sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, dalam perkembangannya Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki tantangan tersendiri. Adapun tantangan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah globalisasi.Â
Akibat pengaruh globalisasi, pengamalan nilai Pancasila sebagai sistem filsafat tersebut mulai luntur bahkan ditinggalkan. Masyarakat banyak yang bersikap apatis dan tidak peduli terhadap sesama, dimana sifat tersebut bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Rasa individualis yang meningkat akibat pengaruh globalisasi menjadi tantangan yang cukup berat sekarang ini. Apabila pengaruh globalisasi tersebut tidak dibentengi dengan bekal rasa cinta tanah air serta pengamalan nilai Pancasila maka akan berdampak buruk bagi generasi bangsa dan kehidupan bangsa Indonesia kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H