Mohon tunggu...
Bahran Andang
Bahran Andang Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati Budaya Inovasi dan Social Enterprise

Chairman INDEFO (Social, Politic and Economics Research)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2014 Pertarungan Jokowi dan Prabowo

15 Januari 2014   14:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencermati hasil survey Litbang Kompas pada rentang 26 November 2012 hingga 11 Desember 2013 yang melibatkan 1.380 sampai 1.400 responden dari 34 provinsi di Indonesia dengan rentang kesalahan (margin of error) 2,6 persen yang ditanggapi secara positif oleh para pengamat mengingat bahwa Litbang Kompas masih menjadi barometer trust publik jika dibandingkan dengan lembaga survey lain yang seringkali menampilkan hasil yang relatif membingungkan dan tidak sesuai dengan realitas di tengah masyarakat.

Penting juga menganalisis secara garis besar bahwa betapa peta elektabilitas capres menjelang Pemilu Legislatif 2014 cukup variatif dan cenderung fluktuatif. Kecenderungan menaiknya elektabilitas Wiranto (3,3% - 6,5%) dan Aburizal Bakri (8,8% - 9,2%) juga masih mewarnai persaingan capres ke depan. Hanya saja gambaran hasil survey tersebut dapat dimaknai bahwa bila Pilpres dilakukan saat ini maka dua kekuatan capres yang selama ini mendominasi dukungan masyarakat tetap tidak akan bergeser dari posisi tiga besar. Capres tersebut adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Memerediksi pertarungan capres pada Pilpres 2014 mendatang tanpa mengecilkan arti dan kualitas capres lainnya, setidaknya berdasarkan rilis hasil survey Litbang Kompas 8 Januari 2014, nampaknya pertarungan capres akan mengerucut pada dua kandidat. Jika Joko Widodo yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembinan Partai Gerindra akan saling berkompetisi (tidak berpasangan) maka keduanya akan memuncaki perolehan suara Pilpres 2014. Tentu dengan jiwa besar Megawati memberi jalan lapang bagi pencalonan Jokowi. Prabowo, meski mengalami penurunan elektabilitas dari 13,3% pada Desember 2012 – 11,1% Desember 2013, tetap menjadi magnet tersendiri di mata publik. Prabowo dianggap sebagai antitesis kepemimpinan SBY yang peragu dan lamban. Ekonomi kerakyatan yang menjadi trend setter garis besar perjuangan Prabowo dipercaya dapat membawa perubahan signifikan bagi kesejahteraan rakyat.

Elektabilitas Jokowi yang meroket secara periodik hingga mencapai 43,5% pada Desember 2013 mengonfirmasi betapa besarnya dukungan publik terhadap sosok Gubernur Jakarta ini. Jokowi dianggap sebagai representasi pemimpin yang merakyat, jauh dari korupsi dan lebih fokus bekerja ketimbang mengumbar janji-janji sebagaimana yang ditampilkan capres lainnya. Elektabilitas Jokowi, jauh mengungguli pesaing capres lain seperti Prabowo, Aburizal, Wiranto, Megawati dan Jusuf Kalla. Setidaknya ini tergambar dari hasil survey Litbang Kompas secara longitudinal pada tiga waktu berjenjang, yakni Desember 2012, Juni 2013 dan Desember 2013. Posisi terakhir hasil Survey Desember 2013: Jokowi (43,5%); Prabowo (11,1%); Aburizal (9,2%); Wiranto (6,3%); Megawati (6,1%) dan Jusuf Kalla (3,1%). Sebagaimana terlihat dari grafik di bawah ini.

Beragam informasi dapat diperoleh ketika dilakukan analisis terhadap feneomena dan kecenderungan hasil survey tersebut melalui telaah grafis sederhana. Misalnya kecenderungan pilihan publik yang masih labil. Hal ini terpetakan oleh hasilsurvey kompas di tiga survey opini publik secara berkala oleh sekitar 1.400 responden calon pemilih pada Pemilu 2014 yang tersebar random di 33 Provinsi.

Trend menanjak elektabilitas Jokowi jauh mengungguli elektabilitas capres lainnya kendati tidak diakselerasi oleh iklan sebagaimana tingginya intensitas iklan capres lainnya dan belum resminya PDI Perjuangan mengusung Jokowi sebagai capres, setidaknya memberi sinyal bahwa untuk tiga hingga lima bulan ke depan Jokowi akan tetap stabil memuncaki elektabiltas hasil survey.

Elektabilitas Prabowo dikisaran 15,1%-11,1% masih menempatkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini di dua besar teratas. Trend apresiasi positif masyarakat terhadap Partai Gerindra akan memberi resultansi besar meningkatnya tingkat popularitas dan keterpilihan Prabowo hingga Pilpres 2014.

Prediksi bahwa pertarungan Jokowi dan Prabowo masih akan mengalami dinamika tatkala telah menemukan pasangan keduanya. Posisi Jokowi dan Prabowo akan sangat kuat bila mendapatkan pasangan yang juga memiliki elektabilitas yang mumpuni atau setidaknya memberi penguatan signifikan terhadap kualitas pasangan masing-masing. Untuk itu persoalan selanjutnya adalah seberapa jeli kedua capres ini memilih preferensi cawapres yang juga berkualitas. Masih tersisa cukup waktu untuk menjajaki trend elektabilitas calon pasangan masing-masing. Salah dalam memilih pasangan adalah pertaruhan besar keduanya dalam memenangkan Pilpres 2014 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun