Tulisan ini tak akan sepanjang tulisan yang baru saya baca dengan judul "Siapapun Yang Menang, Rakyat Tetap Kalah". Tulisan yang ditulis seorang aktivis yang getol menyuarakan golput -- saya tak akan menyebutkan namanya karena dia mungkin tak suka terkenal.
Saya pertama kali membaca tulisan itu di sebuah web, tetapi hari ini saya melihat di media sosial sudah berbentuk buku digital. Tulisan dan buku itu bisa gratis dibaca. Bagi anda yang tertarik, tinggal cari saja di internet.
Isi buku itu tak akan saya potong kecil-kecil sehingga Anda dengan gampang mengunyah lalu menelannya. Saya hanya akan mengupas kulitnya. Itupun sedikit, jadi Anda harus bekerja keras : menyiapkan pengupas, mengamati buahnya, memotong, untuk kemudian menelan.
Kupasan pertama, sudah saya tuliskan di paragraf pertama bahwa penulisnya adalah seorang aktivis yang getol menyuarakan golput. Jadi Anda sudah bisa menebak arahnya kemana. Tapi jangan berhenti disana!
Selanjutnya, tulisan ini berisi kekecewaan kepada Jokowi karena beliau gagal menepati janji-janjinya. Sebenarnya sebagian janji, tetapi mungkin dianggap janji yang penting makanya mereka kecewa dan tak sudi melanjutkan ke pelaminan tanggal 17 april nanti. Kalau dalam pacaran anak muda Batak, mungkin janji sinamot 100 juta, tapi yang disanggupi 50 juta. Tanpa pertimbangan lagi -- misalnya yang 50 juta sisanya sudah diberikan untuk DP rumah -- pernikahan batal! (Untuk alasan yang lebih banyak kenapa kecewa pada Jokowi, bisa dibaca lebih lengkap di bukunya. Soalnya banyak, Ferdinanso)
Dan gak ketinggalan, buku ini juga memuat alasan kenapa gak milih Prabowo. Adil sih. Dan penulisnya memang golput beneran. Sampai-sampai harus turun tangan untuk menjelaskan arti Golput yang sebenarnya kepada Rocky Gerung. Bayangkan, Rocky Gerung, Bro! Ya, yang punya akal paling sehat itu. Untuk hal golput, Rocky Gerung ternyata gak sampai pikirannya. Jadi, dengan memakai definisi dungu miliknya, dalam hal golput, dia dungu.
Buku ini memang penting untuk menaikkan kepercayaan diri rakyat. Di akhir tulisannya, dia sebutkan golput tak takut siapapun yang menang. Menurut saya, seruan ini baik untuk mengademkan suasana negri.
Kupasan terakhir, saya ingin melemparkan satu pertanyaan, rakyat yang mana?
Kalau Jokowi menang, lihatlah banyak rakyat yang bersuka cita. Anak-anak menangis terharu. Mereka menang. Kalaupun Pak Presiden belum menepati janjinya, bagi mereka itu mungkin kemenangan lainnya yang akan diraih di lain waktu. Dan kalau Prabowo yang akan terpilih, jutaan juga yang akan menang -- setidaknya yang kemarin berkumpul di GBK.
Sebenarnya saya sedikit mengerti maksud dari penulis yang sering mengoreksi GM ini. Atau mungkin saya hanya merasa sok ngerti, entahlah! Intinya, tulisan saya ini ingin mengatakan, berhentilah mengatasnamakan rakyat. Mungkin lebih baik menuliskannya dengan jelas : rakyat yang sekian persen. Karena m.enurut saya, yang miskin, orang kaya tanggung, konglomerat, pengusaha, petani, semua adalah rakyat Indonesia.
Atau jangan-jangan penulis sebenarnya ingin mengatakan : siapapun yang menang, golput tetap kalah! Gak ada yang benar-benar tahu, kecuali penulis dan hal-hal yang tak selesai.