"Setelah kita yakin itu, apalagi?"
"Jalani hidupmu tanpa pernah meninggalkanNya."
"Dia yang meninggalkanku. Mungkin."
"Nah, itu. kalau kau yakin, Tuhan mencintai kita, kau tak akan mengatakan seperti itu."
Aku diam. Tak bisa mendebat. Kali ini bukan karena demi kau yang terbaring lemah, tetapi di hatiku terasa kekosongan yang begitu dalam di balik permukaan yang terlihat beriak.
"Jam besuk sudah habis, nanti aku kembali lagi," kataku tersenyum. Aku melangkah dengan sebuah pertanyaan, apakah Tuhan memberikan kesempatan melakukan perjalanan panjang kepada manusia hanya untuk meyakini bahwa Dia benar-benar mengasihi kita?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!