Mohon tunggu...
Wildan Rozaq
Wildan Rozaq Mohon Tunggu... lainnya -

Bermulai dari bercinta monyet kepada seorang perempuan tunanetra, saya menulis, bertempat tinggal di Pegunungan Muria, Pati Jawa Tengah, Master of Ceremony, Sekretaris Bulletin 'AMANAT' Perguruan Islam Mathali'ul Falah Kajen. Sehari-hari disibukkan dengan ngopi dan berdebat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sabun Mandi dan Surat di Pesantren

12 April 2012   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:43 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa yang tidak bangga menceritakan hal yang ia geluti kepada teman-temanya maupun khalayak media.terutama media yang sangat kita banggakan ini, Kompasiana. Dari banyaknya cerita, saya sedikit memaparkan sebuah pejalanan seorang santri yang dimana seperempat hidupnya hidup di Perkampungan Pondok Pesantren. Yakni saya pribadi. Saya mondok di sebuah desa Kajen Margoyoso Pati Jawa tengah. Dari sini saya dapat mengambil banyak hikmah dan manfaat yang sungguh luar biasa. Terutama kekompakan dan solidaritas pertemanan. Meskipun diluar pesantren ini terlalu banyak bagaimana mereka menjalin pertemanan. Saya hidup disini bukan cuma ingin berteman. Bukan untuk senang-senang, saya dan para santri kebanyakan dari anak yang tidak biasa disebut bangsa kolor ijo (kaya), karna saya sendiri sering mengamalkan sabun mandi untuk joinan bersama santri lainnya.
Sehari-hari hanya mengaji, makan dan mandi. sampai saat ini saya belum pernah merasa kekurangan. Selalu cukup punya teman se-pesantren dan sabun mandi. Karana sabun mandi bagi kami adalah satu-satunya alat kosmetik untuk men-ganteng-kan wajah kami. Hehehe..
Yang akan kita bahas dari sini. coba kompasioner tebak bagaimana saya dan para santri berkomunikasi terhadap santri perempuan dalam lingkup perkampungan pesantren ini. Salah satunya dengan surat-menyurat. ini. Hal yang sederhana, tentunya sangat asyik. Bukan sepesan atau dua pesan. Sekurang-kurangnya adalah sepuluh lembar Folio tanpa dibalik. Saya pribadi pernah menjual Sapu pondok hanya untuk membeli dua puluh lebar folio. sebab itulah pertama saya ditazir untuk membersihkan halaman pondok dengan menjumput memakai tangan telanjang. Namun saya tidak menyesal, mungkin hanya terbayang ia membaca surat dari saya. Sampai tersenyum sendiri seraya menjumput sampah. Hal sederhana seperti inilah yang menjadikan aku dan para santri mengerti betapa luar biasa hal yg kami buat sesederhana mungkin.
Assalamualainkum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita ketiadataraan nikmat yang patut kita syukuri.
Dan semoga Cahaya Muhammad tak henti menyinari ibadah kita selama ini.
Sebelume mas nyepurane telah memberikan aral berupa surat yang mungkin mengganggu akifitas sampean. pripun kabare adek? Sae tho dek. Alhamdulillah mas saget membalas surat sampean tapat waktu.
Njeh sebenere mas ndek wingi katah aktifitas pondok. Ndamel proposal kangge Bapak Peternakan Kecamatan kaleh Mentri hewan Wingking pondok sampean niku dek. Alhmdulillah proposal kuwi ditampi lan anggaran kuwi didamelke kyai kangge bangun kandang wedus. Adek purun tah nek mas ngingoni wedus? Ah dek, paling sampean prengusen mambu awakku kok dek. Tapi ndek wingi sampun tumbas sabun mandi kaleh rencang-rencang pondok kerono angsal artho sangking kyai bada nyapuni latar pondokke mas. Hehehe...
Adek sampun khatam hafalane tho dek, ndang dikhatamke njeh, sangking mriki mas tak doaken selalu. kapan-kapan njeh kulo semak, lewat nopo njeh, kulo mboten wantun ketemu sampean dek, menjaga image mas lan adek lah njeh, satu-satune njeh lewat surat mawon. Slirane adek sae tho, kulo mireng-mireng sangking rencang pondokku sampean sakit, mas dados khawatir sanget. Mugo cepet waras njeh dek. Amin.
Tiada kurang rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah ndadosaken awak kito sehat lan afiath. Selalu lantunan Sholawat kepada Junjungan Kita Nabi agung Muhammad SAW. Semoga itu sedoyo saget menghiasi setiap aktifitas kita, semoga ndadosaken kita semakin semangat menjalin silaturohmi dan mencari jalan yang benar dalam mencari ilmu untuk kebutuhan dunia dan akhirat, amin...
Itulah cuplikan terakhir diantara surat saya yang saya kirim dengan bahasa yang jauh diluar sempurna.
Terima kasih para kompasioner yang sempat membacanya.
Wassalam..
14 April 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun