Mohon tunggu...
Bahasa Kita
Bahasa Kita Mohon Tunggu... -

Kami cinta bahasa Kami ingin menulis bersama Kami ingin belajar bersama Kami ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bangsa Ini Butuh Kamu Loh !!

23 Maret 2015   20:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hutan gunung sawah lautan

Simpanan kekayaan

Kini ibu sedang susah

Merintih dan berdoa

Kalian tahu potongan lirik lagu ini? Ya.. potongan lagu “Ibu Pertiwi” ini mungkin sangat pas untuk menggambarkan kondisi nusantara sekarang. Berbicara tentang Negara terbesar ke-13 se dunia ini,  tentunya pikiran kita tak terlepas dari yang namanya  “Negara seribu pulau” yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keindahan alamnya, sopan santun rakyatnya, sumber daya alam yang sangat melimpah, sarat akan budaya dan bahasanya, kaya akan penduduknya dan masih banyak lagi yang terbesit di benak kita tentang Indonesia. Eittsss…..jangan lupakan yang satu ini, Indonesia juga kaya akan korupsinya.

Berbicara tentang potret Indonesia, dimana rakyat negeri zamrud khatulistiwa ini,  sekarang merasa sangat kesusahan, susah karena harga bahan pokok kebutuhan sehari-hari melambung tinggi, harga beras yang yang sudah mencapai Rp.10.000 per liternya, harga cabai dan bawang yang notabene merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka pun harus memutar otak sedemikian rupa untuk mencukupi kehidupannya. Belum lagi tarif transportasi kereta ekonomi di Indonesia yang diwacanakan naik hingga 150%. Ini tentunya akan menambah beban hidup masyarakat Indonesia. Kalian ingat tentang kenaikan harga bahan bakar minyak beberapa bulan yang lalu? Ya.. walaupun waktu naiknya harga sampai turun kembalinya harga BBM cukup singkat tapi peristiwa itu membuat berbagai harga dipasaran serta tranportasi meroket bagaikan pesawat NASA yang akan meninggalkan bumi. Siapa yang dirugikan? jawabannya adalah rakyat. Harga BBM ini pun sewaktu-waktu akan kembali naik mengikuti harga minyak dunia. Tak bisa membayangkan apa yang terjadi selanjutnya ketika harga BBM ini kembali naik.

Lupakanlah  tentang swasembada beras, yang bangsa ini bisa lakukan pada eranya presiden yang 32 tahun lamanya menahkodai negeri ini. Pada saat ini jangankan untuk melakukan swasembada beras, beras yang kita makan sehari-hari pun kita import dari negera lain. Sebagai contoh lihat kota yang dulunya bertindak sebagai lumbung beras Indonesia yang bisa menjamin kebutuhan makanan pokok nomor  1 orang Indonesia ini, sekarang lahan sawahnya mulai ditanami oleh beton-beton yang siap menggantikan warna alami hijau menjadi abu-abu.  Miris memang melihat fakta apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Ditambah lagi dengan carut-marutnya pemerintahan NKRI sekarang dimana antar lembaga penegak hukumpun saling serang,  saling menjatuhkan, hukum pun bisa dibeli asalkan punya uang yang melimpah untuk membelinya. Seorang nenek yang dituduh mencuri 5 batang kayu dihukum berat tetapi seorang pejabat yang mengkorupsi uang rakyat malah dibiarkan melenggang dengan enaknya hukuman yang ia dapatkanpun ringan, diberi fasilitas yang mewah pula. Sampai ada seseorang yang berkata “itu bukan urusan saya”.  Cekacekaceka lucu ya negeri ini.

Dengan kondisi masyarakat yang sedang dinaungi oleh beban berat dipundak mereka masing-masing, yang sedang kebingungan di persimpang jalan. Siapa yang harus menyelamatkan negeri ini kawan?  merubah kebijakan-kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyatnya sendiri, membuat melek para oknum pejabat yang hidupnya hanya untuk enak dirinya sendiri ?   Ya.. mereka adalah para mahasiswa dengan gelar yang berarti segala-galanya, bahkan seorang presidenpun tidak mempunyai gelar ini. Negeri ini sedang ada di tahap  yang tidak beres, mahasiswa harus tahu apa yang sedang terjadi di nusantara tercinta sekarang ini. Rakyat Indonesia yang terkenal akan sopan santunya pun berubah menjadi seorang yang beringas, kasar, jahat, bahkan membunuh sesama rakyat Indonesia sendiri. Itu karena apa? karena mereka sudah tak tahu lagi caranya mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Untuk makan besokpun masih tanda tanya. Apalagi kebutuhan yang lain-lain yang bersifat urgent. Coba dengarkan dan renungkan lagi lagu “Totalitas Perjuangan” apa makna yang tersirat di dalam lagu tersebut.

Wahai kalian yang rindu kemenangan

Wahai kalian yang turun ke jalan

Demi mempersembahkan jiwa dan raga

Untuk negeri tercinta

Kembali, sepotong lirik lagu ini mensiratkan bahwa kita (baca : masyarakat Indonesia) rindu akan yang namanya hidup sejahtera, rukun, damai, saling mengasihi, saling menghormati, rindu juga akan kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak kepada rakyatnya sendiri, pemerintah yang kerja secara totalitas demi kemakmuran negeri dan rakyatnya, para pejabat yang mendahulukan  kepentingan rakyat daripada kepentingan diri sendiri. Kita rindu akan semua hal itu kawan.

Wahai para mahasiswa, kehadiran  kita dibutuhkan sekarang ini, kehadiran kita dieluh-eluhkan oleh masyarakat sekarang ini. Kita harus ada di garda terdepan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, mengaspirasikan suara rakyat. Meluruskan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro kepada rakyat. Mahasiswa amat sangat dibutuhkan! Bahkan untuk turun ke jalan pun mahasiswa harus siap, karena ada kepentingan rakyat di pundak kita, ada harapan rakyat di hati kita. Dan kepada orang-orang yang berbicara menurunkan presiden, itu mah tinggal sejarah. Mereka itu adalah orang-orang yang hanya mengedepankan kepentingan diri sendiri, tanpa mengetahui adanya jasa rakyat dihidup mereka yang sekarang ini, ada uang rakyat yang mereka pakai untuk biaya pendidikan mereka.  Menarik ulang kejadian sejarah yang dilakukan oleh mahasiswa, menarik ulang  perjuangan mereformasikan Indonesiapun bukan hal yang mustahil untuk sekarang ini. Para mahasiswa harus siapkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta ini. Merdeka atau mati Bung!!!

Wahai para mahasiswa mari satukan genggaman, mari eratkan tali persaudaraan, mari satukan tujuan. Tujuan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik lagi, menjadikan Indonesia Negara yang kembali disegani oleh Negara lain, menjadikan Indonesia  Negara yang kembali terkenal akan sopan santun dan ramah tamahnya, menjadikan Indonesia  Negara yang sejahtera subur dan makmur serta menjadikan Bumi Pertiwi ini seperti Indonesia yang amat sangat kita rindukan.

(WAHYUDIN EKA SAPUTRA)
(1205131)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun