Mohon tunggu...
Baharudin Pitajaly
Baharudin Pitajaly Mohon Tunggu... -

penikmat Kopi, peminat ikan Kakap

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Kembali Sumpah Pemuda Sebagai Pemersatu Perjuangan

28 Oktober 2015   06:25 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:18 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

(Refleksi kritis pasang surut perjuangan kaum muda-mahasiswa)

Baharudin Pitajaly

Pegiat Muda NU Sulawesi Utara

Ketika mendengar hari Sumpah pemuda tentu memaksa kita kembali melihat ke belakang 87 tahun yang silam terjadinya sebuah konsensus Nasional yang di Pelopori anak muda yang tergabung dari barbagi organisasi kepemudan yang bersifat kedaerahan misalnya PPPI, Jong Java, Jong Soematera, Jong Celebes, Jong Ambon, dll. Yang dalam kongres keduanya berhasil menggikrarkan sebuah konsensus Nasional sebagai dasar persatuan “Berbangsa, bertanah Air, dan berbahasa satu bahasa Indonesia” yang di cetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928. Konsensus ini kemudian menjadi titik awal kebangkitan kaum muda dan mahasiswa dalam perjuangan bangsa dan kemudian memutuskan mata rantai perjuangan yang waktu itu bersifat ke daerahan berubah menjadi perjuangan bersifat nasional.

Melihat trobosan baru yang di lakukan kaum mudah dalam sejarah perjuangan bangsa tidak semata di maknai secara gegap gempita yang terkunci dalam ruang-ruang yang terlalu formalistik, tetapi lebih pada reflektif bersama atas konsensus tersebut yang harus di aktualisasikan dalam bentuk laku kepemudaan dalam mengawal kemerdekaan yang telah di perjuangkan ini spirit yang harus terus di jaga dan di hidupkan oleh kaum mudah dan mahasiswa sebagai penerus.

Soekarno akhirnya menyebutkan dalam pidatonya Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”  ini penting dilihat kaum mudah sebagai penerus tonggak sejarah perjuangan, dan agent of change ada mandat yang harus di lakukan oleh kaum muda dalam melakukan perubahan atas situasi kekinian bangsa, dengan enegi yang besar dan gerak yang cepat kaum muda harus dapat melakukan hal yang lebih besar dan mengantar bangsa ini dalam situasi yang lebih baik dalam setiap ruang gerak politik yang di ambil.

Bahwa fakta membuktikan bangsa ini telah terjepit oleh kepentingan besar global dan selalu di jadikan arena pertarungan kekuatan-kekuatan ekonomi dunia, membuat kita harus lebih awas khusnya kaum muda dan mahasiswa, kita jangan lagi terjebak dalam permain global yang kumudian sengaja memcah belah kita sebut saja kasus Tolikara dan Singkil Aceh baru-baru ini saya tentu masi melihat dua kasus ini sebagai upaya melemahkan kebhinekaan kita dan mengoyak NKRI. Bahwa kedua issu ini harus di respon secara positif tidak kemudian saling menyalahkan satu sama lain, atau isu disintegrasi dan perebutan hingga pengkaplingan SDA yang hari ini bisa kita lihat dan terus terjadi, dan masi banyak issu lainnya yang sengaja di gulirkan untuk membuat bangsa ini terseok-seok dan tetap di kontrol oleh pihak asing sebagai hegemoni yang dominan.

Kalau kita coba membadingkan yang di lakukan oleh kaum muda dan Mahasiswa di bangsa ini tentu akan sama yang di lakukan oleh kaum mudah dan Mahasiswa di negara lain misalnya,. Ada beberaa gerakan perubahan yang dilakukan oleh kaum muda dan mahasiswa semisalkan gerakan revolusi yang mengusung kemerdekaan dan kebebasan Hungaria. Atau Gerakan kaum muda dan Mahasiswa di Bolivia pada 1928 yang menuntut otonomi kampus, atau revolusi Aljazair yang meletus 1954 sebagai perlawanan untuk menuntut kemerdekaan atas Prancis, bahkan Gerakan tahun 1966 sampai Reformasi yang terjadi di Indonesia pada 1998 juga bagian dari sejarah perjuangan kaum muda dan mahasiswa.

Namun ada hal yang harus di lihat secara srius bahwa perjuangan kamu muda dan mahasiswa ini sering di telikung karena kaum muda dan mahasiswa tidak punya kemampuan membaca gostrategi sehinga harus menajdi korban atas kepentingan global dan yang menikmati hasil dari perjuangan tersebut selalu kelompok elit tua yang sebenarnya sudah kering imajinasi perjuangan hanya mau menikmati dan ongkang-ongkang kaki. Melihat pasang surut sejarah gerakan kaum dan mahasiswa dalam keterlibat aktif perjuangan tentu kita harus mengabil pelajaran penting atas pengalam yang di lakuakn kaum muda dan mahasiswa sebelumnya, dan tidak mengulaingi kesalahan yang sama dalam setiap perjuangan yang kita ambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun