PADA MASA kepemimpinannya sebagai Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dari tahun 2017 hingga 2022, Erzaldi Rosman berhasil menciptakan berbagai terobosan pembangunan yang menjadi sorotan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Salah satu tokoh yang memberikan apresiasi adalah Dr. Srie Nuning Mulatsih, S.E., M.Si, Kepala Pusat Perencanaan dan Pengembangan Standar LPM Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, yang mengungkapkan bahwa ada sepuluh indikator utama yang menunjukkan keberhasilan Erzaldi dalam memimpin Babel.
Pertumbuhan ekonomi selama periode kepemimpinan Erzaldi menjadi salah satu aspek yang paling menonjol. Data BPS menunjukkan bahwa PDRB Babel tumbuh sebesar 4,40 persen pada 2021-2022, angka yang cukup signifikan mengingat tantangan yang dihadapi, terutama selama pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi yang stabil ini mencerminkan daya tahan ekonomi Babel dalam menghadapi tantangan global.
Selain pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami peningkatan konsisten. IPM mencakup tiga indikator utama: pendidikan, pendapatan, dan harapan hidup. Di tengah pandemi, Babel berhasil mempertahankan tren kenaikan dalam ketiga aspek ini, yang menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat terus meningkat meski dalam kondisi sulit. Ini adalah prestasi yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Namun, yang paling mencengangkan adalah keberhasilan Babel dalam mencapai Gini Ratio terendah di Indonesia pada 2017, yaitu sebesar 0,288. Angka ini menandakan kesetaraan pendapatan yang lebih baik dibandingkan 33 provinsi lainnya. Gini Ratio yang rendah menunjukkan bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi di Babel berhasil ditekan, sesuatu yang jarang terjadi di provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.
Indikator lain yang tidak kalah penting adalah penurunan tingkat pengangguran di Babel. Pada tahun 2021, tingkat pengangguran berhasil diturunkan sebesar 0,22 persen. Penurunan ini cukup signifikan mengingat dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, di mana banyak sektor mengalami kontraksi besar-besaran.
Pembangunan infrastruktur di Babel juga mengalami peningkatan yang signifikan di era kepemimpinan Erzaldi. Peningkatan ini terlihat pada berbagai sektor, seperti transportasi, energi, dan telekomunikasi. Kemajuan infrastruktur merupakan faktor penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang, karena mempermudah aksesibilitas dan mempercepat distribusi barang serta jasa.
Investasi asing langsung (FDI) juga meningkat tajam selama Erzaldi menjabat sebagai gubernur. Pada tahun 2021, realisasi FDI mencapai Rp. 4,33 triliun, dan pada tahun 2022 melonjak hingga Rp. 8,17 triliun, meningkat sebesar 188 persen. Lonjakan ini menunjukkan bahwa Babel menjadi destinasi yang menarik bagi investor asing, yang tentu saja berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Keberhasilan lain yang patut diapresiasi adalah kenaikan Indeks Kemudahan Berbisnis di Babel. Meskipun pandemi menghantam hampir seluruh sektor ekonomi, jumlah unit usaha IKM di Babel tetap menunjukkan tren kenaikan. Pada tahun 2021, jumlah unit usaha IKM meningkat sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa Babel memiliki iklim usaha yang kondusif, bahkan di tengah krisis global.
Inflasi yang terkendali juga menjadi salah satu keberhasilan penting di era Erzaldi. Pada November 2018, inflasi tahunan di Babel tercatat sebesar 3,07 persen, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Pengendalian inflasi ini menjadi bukti bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan berhasil menjaga stabilitas harga di tengah gejolak ekonomi.
Selain sektor ekonomi, Erzaldi juga memberikan perhatian khusus pada peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Babel. Data BPS menunjukkan bahwa sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan mengalami perbaikan signifikan. Kesejahteraan sosial yang meningkat ini berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera dan produktif.