Mohon tunggu...
Subagiyo .
Subagiyo . Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCER

Bantul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

‪#‎jogjadaruratlogo‬

31 Oktober 2014   06:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:05 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada hariSelasa 28 Oktober 2014 bertemparat di Atrium Ambarrukmo Plaza ada acara bertajuk Urun Rembug Logo dan Tagline Baru Yogyakarta. Pakar pemasaran sekaligus pembicara utama, Hermawan Kartajaya menyampaikan Logo dan karakter tulisan 'Jogja' bakal berubah. Perubahan itu meliputi desain tulisan atau karakternya, juga tagline baru yang disebut bakal mengganti tagline sebelumnya, yakni 'Never Ending Asia'.

Berawal dari situ muncul kegelisahan dikalangandesainer grafis di Jogja. Sumbo Tinarbuko (Konsultan Desain LSK deskomvis, Dosen Program Studi Desain Komunikasi ISI Yogyakarta ) mengatakan “ atas hasil rebranding yg sudah dipublikasikan, saya berduka menyaksikan sekaratnya desain brand yogyakarta. dan atas kejadian ini, ada kesan mayoritas warga Yogyakarta sengaja ditinggalkan” . Perupa Samuel Indratma juga memberikan komentanya “disain itu terkesan ringkih”

Terlepas dari pendapat-pendapat di atas , pada kenyataannya para desainer grafis yang ada diJogja merasa gelisah. Pertama Jogja dengan segudang julukkan dan potensi seni budaya yang ada, serta kemampuan potensi seniman yang ada, akan mempunyai logo yang dari sisi visualisasi kurang membanggakan. Logo yang baru dari sisi visual tidak bisa menunjukkan langsung karakter Jogja. Logo belum memunculkan sisi budaya jogja. Kalau seandainya logo akan mengacu, logo-logo modern yang ada saat ini, dalam logo itu juga tidak memvisualisasikan sisi modern seperti logo-logo trends saat ini. Jika kita bandingkan dengan branding kota-kota di dunia, segala predikat di Jogja tidak nampak pada tampilan visual pertama orang melihat.

Jika kita membaca simak Syarat City branding Menurut Sugiarsono (2009) terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya: - Attributes: Do they express a city’s brand character, affinity, style, and personality? (menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota) - Message: Do they tell a story in a clever, fun, and memorable way? (menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan dan mudah atau selalu diingat)

- Differentiation: Are they unique and original? (unik dan berbeda dari kota-kota yang lain)

- Ambassadorship: Do they inspire you to visit there, live there, or learn more? (Menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut)

Sekarang ketika kita mencermati Logo JogjaBaru yang akan mengantikan logo yang lama dari sisi konsep logo yang ada sudah baik, namun unsur-unsur syarat City branding diatas belum terlihat dan tampak dengan jelas. Untuk itu tinggal bagaimana mendapatkanvisualisasi yang lebih baik yang mencerminkan unsur di atas, sehingga kami warga Jogja akan bangga untuk menjaga , bertempat tinggal dan memperkenalkan kotanya ke seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun