Mohon tunggu...
Bagus Sudewo
Bagus Sudewo Mohon Tunggu... Lainnya - Blog

Gen Z | Contributor Writer Yoursay.id

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Transformasi UMKM Desa dengan E-Commerce: Dorong Pertumbuhan Ekonomi

12 Agustus 2024   11:55 Diperbarui: 12 Agustus 2024   12:29 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexels/Erik Mclean)

Digitalisasi perdagangan pedesaan sedang berlangsung. Beberapa bentuk transformasi digital yang dapat diterapkan di pasar tradisional pedesaan antara lain menggunakan platform dan aplikasi online untuk promosi dan penjualan produk, menerapkan sistem pembayaran digital, menerapkan manajemen inventaris berbasis teknologi, dan menganalisis data penjualan.

Transformasi pasar tradisional menjadi pasar digital di pedesaan Indonesia merupakan respon terhadap perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen. Transformasi digital pasar konvensional di pedesaan menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan teknologi dan e-commerce yang mengubah pola belanja konsumen.

Kondisi Akses Internet di Desa-desa di Indonesia 

Meskipun jumlah pengguna internet di Indonesia cukup tinggi, mencapai 215,63 juta orang atau 78,19% dari total populasi di tahun 2022-2023, akses internet di desa-desa masih menghadapi beberapa tantangan. Sekitar 15.000 desa memiliki akses internet yang buruk atau bahkan tidak ada sama sekali (blank spot area). Hanya 36% orang dewasa di daerah pedesaan yang telah menikmati internet, dibandingkan dengan 62% di daerah perkotaan.

Peningkatan akses internet sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur internet akan memainkan peran penting dalam membuka akses ke peluang ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan selain melalui pasar tradisional. Internet memungkinkan masyarakat desa untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui pembuat konten atau menjual produk lokal secara online.

Pengaruh E-commerce terhadap Keberlangsungan Pasar Tradisional

E-commerce telah berdampak pada keberadaan pasar tradisional di Indonesia. Platform e-commerce menawarkan persaingan yang lebih ketat bagi para pedagang pasar konvensional. Toko-toko online seringkali menawarkan harga yang lebih rendah dan pilihan produk yang lebih lengkap, sehingga memaksa para pedagang tradisional untuk bersaing dalam hal harga dan kualitas layanan.

Banyak pedagang di pasar tradisional yang melaporkan penurunan volume penjualan akibat pergeseran perilaku belanja konsumen ke platform online. Konsumen cenderung lebih memilih kenyamanan berbelanja online, yang mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung pasar tradisional.

Di beberapa daerah, seperti Bengkulu, sudah terlihat dampaknya dalam bentuk banyaknya toko di pasar tradisional yang kosong atau tutup karena masyarakat lebih memilih berbelanja melalui e-commerce.

Meskipun demikian, pasar tradisional masih dianggap penting dalam industri ritel makanan di Indonesia. Data dari laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang berjudul Indonesia: Retail Foods menunjukkan bahwa pasar tradisional masih mendominasi penjualan ritel makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan e-commerce.

E-Commerce dan UMKM Desa

Internet memungkinkan UMKM desa menjangkau pasar yang lebih luas, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. E-commerce dapat mengurangi biaya operasional dibandingkan dengan toko fisik, sehingga UMKM desa dapat beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Akses internet dapat memberikan UMKM desa alat pemasaran digital yang lebih efektif dan terjangkau.

Dengan akses internet yang lebih baik dan dukungan yang tepat, e-commerce dapat secara efektif memberdayakan ekonomi desa dan mengurangi kesenjangan digital antara desa dan kota di Indonesia.

Peluang E-commerce oleh UMKM Desa

E-commerce telah mengubah lanskap bisnis secara drastis, dan UMKM desa tidak luput dari pengaruhnya. Melalui platform e-commerce, UMKM desa dapat tumbuh dan berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian desa. UMKM desa bisa menjangkau pasar yang lebih luas, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Melalui platform online, produk UMKM dapat dikenal oleh masyarakat di seluruh Indonesia bahkan dunia. Biaya operasional dapat dikurangi dibandingkan dengan memilki toko fisik. Pemasaran melalui media sosial dan e-commerce jauh lebih terjangkau daripada media konvensional.

Tantangan UMKM Desa Memasuki Pasar E-Commerce

Pergeseran ke era digital telah membuka peluang besar bagi UMKM pedesaan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. E-commerce telah menjadi salah satu cara utama bagi produk lokal untuk bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Namun, di balik peluang yang menjanjikan ini, UMKM pedesaan juga dihadapkan pada berbagai tantangan.

Pertama, perlu ada lebih banyak infrastruktur digital. Banyak desa yang masih memiliki akses internet yang buruk atau tidak terjangkau, serta kesulitan untuk mendapatkan telepon seluler dan sinyal internet.

Kedua, kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital. Banyak pelaku UMKM di pedesaan yang masih perlu belajar menggunakan teknologi digital dan e-commerce. Pelatihan dan pendidikan digital diperlukan bagi para pelaku UMKM desa.

Ketiga, membangun branding. UMKM desa perlu bekerja keras untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap transaksi online. Persaingan dengan produk nasional/internasional. Masuknya produk dari luar desa ke pasar e-commerce dapat menjadi tantangan tersendiri bagi produk lokal desa.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun akademisi, dalam bentuk peningkatan infrastruktur digital, pelatihan dan edukasi, dukungan permodalan, serta pengembangan platform e-commerce yang sesuai dengan kebutuhan UMKM di pedesaan.

Peran E-commerce dalam Menyediakan Akses ke Barang dan Jasa yang Tidak Tersedia di Desa

E-commerce telah memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap barang-barang yang sebelumnya sulit didapatkan. Masyarakat pedesaan mudah mengakses pasar yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada pasar lokal. Mereka sekarang dapat membeli produk yang sebelumnya tidak tersedia di desa mereka dari berbagai daerah dan bahkan luar negeri.

Dengan e-commerce, kendala jarak dan lokasi dapat diatasi. Orang-orang di daerah terpencil kini dapat mengakses produk dan layanan yang sebelumnya sulit dijangkau karena keterbatasan geografis. Variasi produk jauh lebih banyak daripada pasar lokal tradisional. Hal ini mengubah pola konsumsi masyarakat pedesaan dari yang sebelumnya terbatas pada produk lokal menjadi lebih beragam dengan akses ke produk nasional dan internasional.

Selain produk fisik, e-commerce juga memfasilitasi akses ke berbagai layanan digital, seperti kursus online, konsultasi jarak jauh, dan layanan keuangan, yang sebelumnya sulit diakses oleh masyarakat desa. Hal ini dapat menjadi bekal untuk inovasi produk lokal desa. Hal ini juga dapat mendorong peningkatan kualitas dan nilai tambah produk desa dalam jangka panjang.

Kisah Sukses Warga Desa dalam Bisnis Online

Di desa Cikoneng, Ciamis, beberapa warga telah berhasil memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis online. Mereka mempromosikan produk lokal dan layanan wisata desa melalui media sosial dan marketplace, sehingga dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas. Beberapa warga bahkan membuka kedai kopi, toko suvenir, dan homestay untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke desa.

Kisah kedua datang dari Ibu Sulastri, seorang petani di Desa Kembangarum, Banyuwangi, yang berhasil memasarkan produk pertaniannya secara online sejak tahun 2020. Awalnya, ia hanya menggunakan media sosial, namun karena permintaan yang terus meningkat, ia membuka toko online di Shopee. Dalam waktu singkat, toko online-nya berkembang pesat.

Dampak Jangka Panjang E-commerce di Desa

Model Belanja Hibrida

Masa depan belanja di desa-desa kemungkinan besar akan mengarah pada model hibrida di mana e-commerce dan pasar tradisional saling melengkapi satu sama lain. Pasar tradisional akan tetap penting, terutama untuk produk segar dan interaksi sosial. E-commerce akan semakin diadopsi untuk produk yang lebih beragam dan sulit didapat di desa-desa. Pasar tradisional akan mengadopsi elemen-elemen digital seperti sistem pembayaran digital dan pemasaran online.

Transformasi UMKM Desa

E-commerce akan mendorong transformasi UMKM pedesaan. Sebagai hasilnya, jangkauan pasar mereka akan meluas ke tingkat nasional dan bahkan internasional, dan efisiensi operasional mereka akan meningkat, mengurangi biaya pemasaran.

Pemicu Peningkatan Infrastruktur dan Keterampilan

Pengembangan e-commerce di desa-desa akan menghadapi tantangan. Hal ini akan mendorong kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur digital dan logistik di desa-desa. Pada saat yang sama, keterampilan digital penduduk desa
perlu ditingkatkan.

Kebijakan yang tepat untuk penggunaan e-commerce di desa-desa, termasuk peningkatan infrastruktur, edukasi digital, dan dukungan bagi UMKM lokal untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, diperlukan untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko.

Referensi

AGUSTINA, L. (2022). Dampak E-commerce Terhadap Perkembangan Pasar Tradisional di Wilayah Bengkulu. Repositori Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Terbuka.

Ahdiat, A. (2023, Juli 24). Pasar Tradisional Mendominasi Ritel Makanan di Indonesia, E-Commerce Tertinggal Jauh. Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Indonesia | Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/24/pasar-tradisional-dominasi-retail-makanan-di-indonesia-e-commerce-kalah-jauh

Desa Cikoneng. (2024, 9 Januari). Kisah Sukses: Warga Cikoneng yang Memanfaatkan Teknologi untuk Bisnis Online | Cikoneng. Cikoneng - Kab. Ciamis. https://cikoneng-ciamis.desa.id/kisah-sukses-warga-cikoneng-yang-memanfaatkan-teknologi-untuk-bisnis-online

Kominfo. (2020). Berkolaborasi Atasi Blank Spot Internet di Desa. Kementerian Komunikasi dan Informatika. https://www.kominfo.go.id/content/detail/18262/berkolaborasi-atasi-blankspot-internet-di-desa-desa/0/sorotan_media

PuskoMedia Indonesia. (2023, September 10). 5 Langkah Sukses Membangun Bisnis UMKM Desa Online PuskoMedia Indonesia. PuskoMedia Indonesia. https://www.puskomedia.id/blog/5-langkah-membangun-bisnis-umkm-desa-online-yang-sukses/

Pusparisa, Y. (2021, Juli 29). Bank Dunia: Akses Internet Perdesaan dan Perkotaan di Indonesia Perlu Lebih Setara. Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Indonesia | Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/bank-dunia-akses-internet-desa-dan-kota-indonesia-masih-timpang

Rizkinaswara, L. (2020, September 23). UMKM perdesaan harus bersiap untuk transformasi digital - Ditjen Aptika. Ditjen Aptika. https://aptika.kominfo.go.id/2020/09/umkm-pedesaan-harus-bersiap-hadapi-transformasi-digital/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun