Mohon tunggu...
Bagus Setiyo Pamungkas
Bagus Setiyo Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang, Prodi Sastra Indonesia

Hobi Mancing Belut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Macam Novel, Film, Lagu, dari Karya Sastra Populer dan Adiluhung

4 Juli 2024   16:12 Diperbarui: 4 Juli 2024   16:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar dokumen pribadi

Sebelum membahas lebih lanjut perlu anda ketahui bahwa pada dasarnya sastra populer adalah tulisan yang berisikan kehidupan manusia sehari-hari dan diterima oleh banyak masyarakat (berdasarkan pada penjualanya). Hal tersebut menjadikan adanya anggapan bahwa sastra populer memang diperuntukkan sebagai hiburan saja, berbeda dengan saastra adiluhung (serius) yang dijadikan sebaagaai saaraana pembelajaran nilai-nilai kehidupan dan mengeksplorasi estetika manusia.

Sebelum era tahun 2000 ada beberapa karya sastra populer yakni sebuah novel best seller pada masanya, misalnya Cintapuccino karya Icha Rahmanti, Eiffel I'm In Love karya Rahma Arunita, Jomblo karya Adhitya Mulya, dan lain-lain. 

Dari novel-novel tersebut, dapat dilihat bahwa dalam kesusastraan Indonesia, tidak terdapat adanya perbedaan yang mencolok antara sastra adiluhung dan sastra populer. Asumsi tersebut semakin di dukung karena Indonesia tidak seperti Amerika yang mana sebagai negara industri, sehingga novel dan penulis masih berperan penting dalam keberadaan sastra populer.

Beberapa ahli sering membandingkan sastra populer dengan sastra serius, yang sebenarnya memiliki sifat dan fungsi yang berbeda. Salah satu ahli yangmembedakan keduanya adalah Jakob Sumardjo. Sumardjo mengatakan bahwa sastra populer tidak berisi tulisan yang bergizi bagi pembacanya. Sebenarnya, hal ini berkaitan dengan fungsi dari sastra populer, yaitu sebagai karya yang menghibur pembacanya, bahkan sastra populer disebut juga sebagai sastra hiburan.

 Di angkatan tahun 2000-an ada sebuah karya sastra populer yang sukses menarik hati pembaca yaitu, Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi bercerita tentang persahabatan, selain kisah Lintang dan teman-temannya, pembaca akan diajak menghargai berbagai proses dalam hidup termasuk tidak menyerah dalam keterbatasan. Laskar Pelangi berhasil meraih banyak pembaca hingga akhirnya diangkat menjadi sebuah film pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Riri Riza dari skenario yang ditulis oleh Salman Aristo bersama Riri dan Mira Lesmana.

Tidak kalah dengan kepopulerannya dengan karya sastra yang lain, pada tahun 2007 terbit sebuah karya sastra yaitu Ketika Cinta Bertasbih oleh Habiburrahman El Shirazy, selain menjadi sebuah film karya ini juga diangkat menjadi sebuah lagu sesuai dengan judulnya yaitu, Ketika Cinta Bertasbih oleh Melly Goeslaw feat. Amee, dengan genre pop pada tahun 2009, dan sukses menarik penonton hingga ditonton sebanyak 51 juta penonton YouTube.

Sastra populer akan terus Berkembang jika bisa mengikuti zaman seperti novel dan cerpen-cerpen yang menceritakan kehidupan sehari-hari pada masa ini. Jenis-jenis cerita yang ada pada era sebelumnya memang masih berkembang sekali pun tidak mendominasi. Namun, pada masa yg akan datang jika sastra populer tidak bisa mengikuti zaman dan alur kehidupan masyarakat maka Sastra populer akan redup.

Dan ingatlah bahwa sastra serius tidak jauh berbeda dengan sastra populer sastra serius lebih memiliki peran penting dalam memperkaya pemahaman kita tentang dunia dan diri kita sendiri. Jadi keduanya memiliki daya tariknya masing-masing. Sastra populer sering berfokus pada hiburan dengan cerita yang lebih sederhana, menekankan aksi, komedi, atau romansa yang menghibur. Sementara itu, sastra serius cenderung mengangkat tema yang lebih mendalam dan kompleks, seperti eksistensialisme dan moralitas, dengan pengembangan karakter yang mendalam dan cerita yang kompleks. Pilihan antara keduanya tergantung pada selera pribadi dan apa yang kalian cari dalam sebuah karya sastra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun