Mohon tunggu...
Bagus Saputra
Bagus Saputra Mohon Tunggu... Teknisi - penulis amatir

- menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Tahun Baru Ya!

1 Januari 2021   00:01 Diperbarui: 1 Januari 2021   00:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, masih terkesan sibuk dengan segala urusan materi, sampai kadang lupa nikmatnya malam tahun baru dengan pacar, teman dan keluarga. Lingkungan dan dibesarkan dari keluarga yang biasa aja membuat semuanya berbeda. Sepanjang jalan ketika selepas pulang kerja, melirik kanan dan kiri terlihat banyak orang bahagia dan tertawa lepas dengan sajian yang menarik, dan hati seakan ingin terlibat dalam keramaian itu. Tuhan, apakah aku boleh merasakan bahagia itu ? Apa aku terlahir dengan tugas seberat ini ? Hingga tidak ada ruang untuk bergerak bebas? Jika memang iya, Mohon kuatkan aku Tuhan.

Tepat satu bulan yang lalu, aku telah merencanakan sesuatu untuknya pada hari ini, terlepas dari segala perdebatan yang tidak ada ujung aku mulai gelisah dengan ego-ku. Mengapa aku terus memikirkan bahagianya ? Sedangkan, bahagia adalah miliknya sendiri ? Mengapa tidak mempertahankan sampai detik ini ? Tetapi, lagi-lagi aku tidak bisa menahahan apa yang membuatnya ragu.  Kekecewaan dan penyesalan selalu terlihat di belakang, entah bagaimana realita selalu melihat apa yang akan terjadi, bukan lagi halusinasi mimpi. Sampai saat ini aku masih memikirkan, apa yang aku lakukan itu benar ? Atau hanya ketakutan semata ? Entahlah. 

Aku mendengar banyak kabar tentangnya, ternyata dia masih terlihat sama, bahkan mungkin lebih bebas dan lebih bahagia dengan teman maya-nya entah siapa yang akan dipilihnya kelak, aku berharap dia lebih baik. Terus terang saja, ada jarak diantara kita. Dia memperlakukan aku sama dengan mereka yang didekatnya, komunikasi yang buruk (katanya). Apapun itu, aku sudah berusaha menjaga jarak sejauh mungkin untuk tidak terlibat dan membuatnya bingung tentang pilihan. Aku tau , aku munafik karena kadang aku masih melihat  pesan-pesan bahagia kita. Tapi, itu adalah bentuk rindu yang tidak bisa tersampaikan.

Suatu hari nanti, kamu akan menemukan hari paling bahagia di hidupmu. Hari dimana semua orang akan tertawa lebar, hari dimana tidak ada keraguan didalam matamu yang selalu kamu tatap padaku, dan Hari bahagia yang selalu kamu sebut didalam keinginanmu padaku. 

Beberapa hari yang lalu, kamu sempat menanyakan kan hari libur kerja, aku berpikir kamu ingin mengajakku ke suatu tempat untuk kita berdua bercerita panjang tentang ini. Tetapi harapanku terlalu jauh, atau mungkin kamu sudah menemukan orang lain penggantiku untuk bisa menikmati malam tahun baru ini bersama kamu ? Atau kamu tidak ingin mengganggu hari kerjaku ? Ya, kalo kamu minta jelas akan aku turuti, Hehe. Toh, selama ini aku tidak pernah menolak ajakan kamu kan ? Maaf aku terlalu jauh untuk berpikir demikian.

Hai, dimana pun kamu berada, apapun yang kamu lakukan dan dengan siapa kamu saat ini, tetap jaga kesehatan, jaga keselamatan dan jaga diri kamu . Aku tau kamu tangguh, kuat dan hebat . 

Terimakasih telah memberikan kesempatan, untuk menjadi kekasihmu. Meskipun sebentar, ini sangat berkesan. Aku minta maaf tidak bisa mewujudkan apa yang menjadi harapan kamu, aku memilih untuk tetap menjalankan tugas sebagai tulang punggung keluarga, ini pilihan sulit. Aku tetap mendoakanmu, sampai kamu mendapatkan laki laki yang kamu ucapkan disetiap do'amu. Oh ya, jangan lupa sholat ya, sholat akan memberikanmu jalan terbaik yang tidak pernah kamu sangka. 

Semoga menjadi awal yang baik hari ini, 

Selamat malam, selamat tahun baru, 

Bahagialah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun