Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Ideologi Pancasila mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sosial, politik, dan budaya. Namun, di era modern yang dipenuhi dengan arus globalisasi
dan kemajuan teknologi, tampaknya ada gejala bahwa nilai-nilai Pancasila, khususnya "kesaktian" yang sering dikaitkan dengan kekuatan ideologi ini,
mulai memudar di kalangan Generasi Z.Â
Generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 tumbuh dalam lingkungan digital yang cepat, memengaruhi pandangan mereka terhadap nilai-nilai tradisional seperti Pancasila. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi hilangnya pemahaman terhadap ideologi Pancasila di kalangan Generasi Z adalah kemajuan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan media sosial, telah memungkinkan akses yang lebih luas terhadap berbagai informasi global. Generasi Z lebih terbuka terhadap ideologi dan budaya lain, membuat Pancasila digantikan oleh pandangan-pandangan global dan modern. Mereka lebih sering mengakses konten internasional daripada mempelajari nilai-nilai lokal, termasuk Pancasila.
Selain itu, hilangnya kesaktian Pancasila juga dapat dilihat dari semakin menurunnya minat Generasi Z terhadap pendidikan kewarganegaraan dan sejarah bangsa. Di masa lalu, acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila atau kegiatan yang menekankan nilai-nilai Pancasila sering diadakan. Namun, kegiatan-kegiatan tersebut sering dianggap hanya formalitas tanpa makna yang penting bagi generasi muda. Pendidikan Pancasila di sekolah sering tidak disampaikan secara relevan untuk Generasi Z, sehingga mereka kesulitan memahami pentingnya ideologi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Generasi Z cenderung kritis dan suka mempertanyakan segala hal, termasuk ideologi Pancasila. Mereka lebih condong kepada logika dan bukti empiris daripada menerima dogma atau pandangan yang dianggap sakral oleh generasi sebelumnya. Jika tidak ada tambahan narasi yang relevan dan logis mengenai pentingnya Pancasila dalam konteks kehidupan modern, Generasi Z akan kesulitan dalam mempertahankan ideologi ini. Di sisi lain, arus politik dan kondisi sosial di Indonesia juga berpengaruh signifikan terhadap hilangnya kesakralan Pancasila di mata Generasi Z.Â
Kasus-kasus korupsi, ketidakadilan, dan masalah sosial lainnya yang melibatkan para pemimpin politik dan tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi panutan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila justru menimbulkan sikap skeptis di kalangan Generasi Z. Mereka melihat adanya ketidaksesuaian antara teori dan praktik, yang semakin mengurangi kepercayaan mereka terhadap kesaktian Pancasila. Namun, hilangnya ideologi kesaktian Pancasila di kalangan Generasi Z bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi. Pendidikan dan sosialisasi perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman untuk lebih relevan dan adaptif. Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dengan pendekatan yang inovatif dan sesuai dengan keinginan Generasi Z.Â
Pemanfaatan media digital dan kreasi konten yang mengandung nilai-nilai Pancasila dapat membantu dalam mengedukasi generasi muda tentang ideologi ini. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya menjadi sejarah, tetapi juga tetap relevan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.
Kesimpulan, hilangnya kesaktian Pancasila pada Generasi Z disebabkan oleh perubahan zaman, kemajuan teknologi, keterbukaan terhadap budaya global, serta krisis kepercayaan terhadap pemimpin yang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Namun, dengan strategi pendidikan yang tepat dan adaptasi terhadap perkembangan zaman, Pancasila dapat kembali menjadi ideologi yang dihargai oleh generasi muda Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H