Mohon tunggu...
bagusromadon
bagusromadon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa semster tiga umur saya 21 tahun hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya gizi yang seimbang untuk para remaja

24 Desember 2024   11:29 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:29 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini, dunia masih menghadapi tantangan serius terkait kekurangan gizi. Menurut laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar 768 juta penduduk mengalami masalah gizi, meningkat 18,1% dari 650,3 juta orang pada tahun sebelumnya. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kekurangan gizi merupakan salah satu ancaman paling berbahaya bagi kesehatan global, menjadi penyebab utama dari 3,1 juta kematian setiap tahun.

Remaja, yang berusia antara 10 hingga 18 tahun, merupakan kelompok populasi yang signifikan di Indonesia, menyumbang hampir 20% dari jumlah penduduk. Mereka adalah calon pemimpin dan penggerak pembangunan masa depan. Oleh karena itu, masa remaja sangat penting untuk memastikan kesehatan fisik, mental, dan pendidikan yang memadai.

Pertumbuhan pada masa remaja memerlukan asupan nutrisi yang tinggi agar potensi pertumbuhan dapat tercapai secara optimal, sebab hubungan antara nutrisi dan pertumbuhan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Jika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi, remaja berisiko mengalami terlambatnya pematangan seksual serta hambatan dalam pertumbuhan fisik. Selain itu, nutrisi yang cukup sangat vital untuk mencegah risiko penyakit kronis yang berkaitan dengan pola makan di masa dewasa, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan osteoporosis.

Di Indonesia, remaja menghadapi tiga masalah gizi utama: kekurangan gizi yang menyebabkan stunting, kekurangan zat mikro yang berujung pada anemia, dan kelebihan berat badan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal, menyebabkan remaja baik yang mengalami kekurangan maupun kelebihan nutrisi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekitar 23% remaja putri di Indonesia mengalami kekurangan zat besi, yang berakibat pada anemia. Selain itu, kekurangan energi kronik akibat asupan nutrisi yang tidak memadai berisiko meningkatkan berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal.

Kandungan makanan yang seimbang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh beserta aktivitas sehari-hari. Masa remaja adalah fase transisi dari anak menuju dewasa, di mana terjadi pertumbuhan fisik, mental, dan emosional yang pesat. Makanan yang kaya akan zat gizi diperlukan untuk mendukung proses tumbuh kembang yang sehat. Dengan asupan gizi yang cukup dan teratur, remaja akan tumbuh dengan baik, mampu meraih prestasi akademik yang tinggi, serta memiliki kebugaran yang diperlukan untuk menjalani berbagai aktivitas, sehingga bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Remaja putri yang mendapatkan nutrisi yang baik akan menjaga kesehatan reproduksinya, di mana hal ini penting agar mereka dapat menjadi calon ibu yang sehat saat memasuki masa pernikahan. Jika kondisi kesehatan ini dipertahankan hingga masa kehamilan, mereka berpotensi melahirkan anak yang sehat dan cerdas. Kecukupan gizi dapat dicapai melalui keseimbangan antara jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi serta kebutuhan tubuh agar fungsi tubuh tetap terjaga dengan optimal.

Oleh karena itu, pemenuhan nutrisi bagi remaja dengan pola makan yang baik sangatlah penting. Remaja putri disarankan untuk makan tiga kali sehari disertai cemilan sehat seperti buah, serta mengonsumsi makanan bergizi seperti sayur, dan cukup minum air putih sekitar 1,85 hingga 2,3 liter per hari. Penting juga untuk memperbanyak konsumsi ikan dan ayam untuk memastikan kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi.
Ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi seringkali disebabkan oleh pemahaman yang keliru dan perilaku gizi yang kurang tepat, yang pada gilirannya dapat memicu masalah gizi di kalangan remaja. Untuk mencegah timbulnya masalah gizi, sangat penting melakukan sosialisasi mengenai gizi seimbang. Kegiatan ini dapat berfungsi sebagai panduan bagi remaja untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi, termasuk perbaikan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, penerapan gaya hidup bersih, serta pemantauan berat badan secara rutin demi menjaga berat badan dalam kisaran normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun