Mohon tunggu...
bagusriz
bagusriz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Tertarik pada bidang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Pernah Anggap Remeh Dispepsia

28 Mei 2023   18:21 Diperbarui: 28 Mei 2023   18:32 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kita pernah merasakan mual, tetapi tidak ada makanan yang dikeluarkan/dimuntahkan. Hal tersebut biasa dikenal sebagai Dispepsia. Dispepsia, juga dikenal sebagai sindrom terasa mual, adalah keluhan yang melibatkan ketidaknyamanan atau rasa tidak enak di daerah perut bagian atas. Ini bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan kumpulan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Menurut studi yang telah dilakukan, kasus dispepsia di dunia mencapai angka 13-40% dari total populasi dalam setiap Negara. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa di Eropa, Amerika Serikat, dan Oseania, prevalensi dispepsia sangat bervariasi antara 5-43 %. Di Indonesia sendiri, Prevalensi dispepsia mencapai 40-50%. Pada kisaran usia 40 tahun, diperkirakan ditemukan kasus dispepsia sebesar 10 juta jiwa atau 6,5% dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020, diperkirakan angka kejadian dispepsia terjadi lonjakan dari 10 juta jiwa menjadi 28 jiwa, yakni setara dengan 11,3% dari keseluruhan penduduk di Indonesia.

Gejala yang sering terkait dengan dispepsia meliputi nyeri atau sensasi terbakar di perut bagian atas, rasa kembung, mual, muntah, cepat kenyang, serta rasa penuh atau terdistensi setelah makan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan dispepsia, termasuk ulkus peptikum (tukak lambung atau duodenum), infeksi bakteri Helicobacter pylori, gangguan fungsional pada saluran pencernaan seperti sindrom iritasi usus atau GERD (gastroesophageal reflux disease), stres, konsumsi obat-obatan tertentu, dan gangguan psikologis seperti kecemasan atau depresi.

Selain itu, terdapat beberapa makanan yang diketahui dapat memperburuk gejala dispepsia, yakni:

1. Makanan berlemak tinggi

Makanan yang tinggi lemak, terutama lemak jenuh, dapat memperlambat proses pencernaan dan memicu gejala dispepsia. Contoh makanan berlemak tinggi termasuk daging berlemak, produk susu berlemak, makanan cepat saji, gorengan, dan makanan olahan yang mengandung banyak minyak atau mentega.

2. Makanan pedas

Makanan pedas atau makanan yang mengandung banyak rempah pedas dapat merangsang produksi asam lambung dan memperburuk gejala dispepsia seperti sensasi terbakar pada perut bagian atas.

3. Makanan asam

Makanan yang asam atau asam sitrat seperti jeruk, tomat, saus tomat, anggur, atau minuman berkarbonasi tinggi dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan memicu gejala dispepsia.

4. Minuman berkafein

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun