Untuk itu memang masyarakat Semarang dituntut cerdas dalam menyaring berita-berita yang bermunculan.
Deteksi awal bisa saja diverifikasi apakah lembaga survei, media massa, hingga persona yang memberitakan apakah kredibel dan terpercaya? Apakah benar independen atau malah salah satu anggota tim sukses salah satu kandidat? Â
Jika benar bukankah sebenarnya mereka sedang berproses untuk ikut serta dalam pembodohan di masyarakat? War narrative yang digelontorkan oleh tim pemenangan selalu meyakinkan dan menarik, namun jika cara-cara yang dilakukan jauh dari kemartabatan dan keadaban, sungguh hal itu sudah menciderai akal sehat masyarakat.
Simulakra adalah fenomena kompleks dan tak terhindarkan dalam politik modern, dibutuhkan pemahaman yang baik hingga pemilih dapat menjadi lebih cerdas dalam membuat pilihan. Â
Tak ada cara lain, kritis atas informasi yang bersliweran, memverifikasi informasi, fokus pada visi, misi dan program kandidat serta mendukung politik bersih adalah mutlak dilakukan oleh masyarakat pemilih. Oleh karena itu penting bagi setiap individu untuk tahu literasi media yang baik, paham kandidat mana yang berkampanye damai dan bermartabat, dengan begitu, sekali lagi akal sehat kita tidak terciderai.(Wicaksono)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H