Mohon tunggu...
Bagus Panji Asmara
Bagus Panji Asmara Mohon Tunggu... -

Pengelana yang mencari sejatinya cinta.\r\nSampai ke ujung dunia... \r\ntapi kadang-kadang begadang nonton bola juga.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Cinta Terakhir Buat Sang (Mantan) Kekasih

16 Maret 2012   22:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:56 4073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dear cantikjelitaku,

Tengah malam ini aku terbangun, dalam gemericik suara air kolam di depan rumah, juga suara-suara makhluk malam yang menghiasi udara dingin. Sejenak ku pandangilangitdikejauhan, hanya sedikit bintang yang menghiasai sang malam.

Di teras depan rumahku ini, kuteringat saat pertama kau sambut cium pertamaku saat itu, begitu merasuk dalam menggetarkan sekujur tubuhku.Juga saatbagaimana sering ku menatap indah rembulan purnama , dari sejak beranjak disela rindang dedaunan dikejauhan, sampai malam terlarut sambil kutuliskan sajak-sajak indah untukmu, betapa indah saat-saat itu..

Jelita sayangku, saat engkau tak bersamaku lagi, takada sesuatu yang mesti aku sesali.Meskitak ada setiap saat yang telah kitalalui bersama dapat terhapus dari memori, namun engkau tau bukan hatiku yang bisa mudah untuk berbagi.

Cantik cintaku, dari keraguan yang ada pada setiap tatapmu beberapa bulan terakhir ini, betapa ada sesuatu tabir tersembunyi yang engkau simpan dalam perasaan.Entah karena aku begitu paham akan sifat dan hatimu, atau hanya intuisiku saja, seakan aku tau bila engkau memilih tak dapat melupakan dia. Bila aku tak ungkapkan itu, karena engkau tau betapa tlah percaya dantak mudah ber prasangka nya aku terhadapmu. Terlebih saat kau cerita bahwa cincin indah yang menghiasi jarumu tlah hilang, entah pertanda atau apa, saat itu dalam terawangku, bila engkau kan tetap bersamaku maka cincin itu kan kembali, namun yang kulihat adalah air deras yang membawanya hanyut, pergi..

Bila kini selimut tabir itu tersingkap, adalah kehendak Tuhan yang mengerti resah dan galau hatiku. Meski bagaimana aku tlah beritahu sepertiapa dia, tetap saja jalan gelap itu yang kau pilih, tetap saja aku tak lagi mampumenahan engkau dari kembali kepadanya.

Sayangku, meski sedih,  kini takkan ada lagi sesal, marah, apalagi air mata untukmelihatmu bersamanya.Dalam pergimu,kuucap selamat jalan saja, engkau tau siapa yang tlah tulus sepenuh hati menyayangimu, dan engkau juga tau kemana harus kembali, suatu saat nanti.

Bandung,jum’at malam, 02.05 medio Maret ini.

dariku yang setia kan menjaga hati untukmu, entah sampai kapan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun