Mohon tunggu...
Bagus Firmansyah
Bagus Firmansyah Mohon Tunggu... Guru - Menyukai membuat video dokumenter, autopainting, fishery dan tanaman.

Menyukai membuat video dokumenter, autopainting, fishery dan tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meong dan Lorong Gelap

1 Januari 2018   10:06 Diperbarui: 1 Januari 2018   10:10 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa Meong suka berdiri didepan lorong gelap itu, kenapa Meong selalu begitu, apa yang dia lihat dan aku tak melihatnya. Ada yang aneh dengan Meong, sudah seminggu Meong begini.

Sepulang kerja kulihat Meong ditempat yang sama, lorong gelap itu, memikat hati Meong. Lorong gelap sempit yang hanya bisa dilewati seekor Kucing, Tikus, tapi tidak manusia.

Rumah berantakan sekali, gelas itu ada dilantai, piring berserakan, belum Tv yang lupa dimatikan. Cucian numpuk, Toby kemana?. Toby keponakanku, dia yang membantuku dirumah, cuma ya itu kalau main kerumah temannya tak pernah ijin, suka bikin orang ketar-ketir.

Malam ini sepi sekali, tak ada suara tikus gaduh didalam rumah, sementara Toby terlelap dalam tidurnya. Tikus-tikus itu kemana?, Meong kesepian tak ada kerjaan, biasanya berlarian jika ada Tikus-tikus bergelayutan diatas sampah-sampah makanan didapur, kali ini sepi sekali, tidak biasanya seperti ini.

Minggu pagi, aku bersih-bersih halaman rumahku, sementara Toby bermain dengan teman sebayanya. Meong selalu ditempat yang sama, lorong gelap itu, entah kenapa dia suka begitu, Ekpresi Meong serius sekali.

Suara gaduh terdengar, Meong mengigit sesuatu, itu Belut, Bukan, itu anak Ular, Darimana datangnya anak Ular?, mungkin hanya kesasar. Selang beberapa waktu, Ular besar, mungkin Induknya, keluar dari lorong gelap itu, Ular itu mendekati Toby dan teman-temannya, Meong sigap menghadangya, dia gigit Ular besar itu, Meong mencakar Ular Piton seukuran kakiku. Aku ambil tiang besi bendera di pojokkan, aku pukulkan ke Ular itu. "Matilah  kau, mati".

Ular Piton besar itu mati, beruntung Anak-anak tak ada yang terluka. Sekarang aku mengerti kenapa Meong selalu berdiri lama didepan lorong gelap, Meong melindungi kami. Tikus-tikus jadi korban Ular Piton, dan Meong kami kuburkan dihalaman rumah, tepat depan lorong gelap kesukaanya. Meong, kami akan merindukanmu.

Meong dan Lorong Gelap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun