Mohon tunggu...
bagus djenar
bagus djenar Mohon Tunggu... Lainnya - buruh swasta

binatang penyayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buruh Berpeluh Mengeluh, Kerbau Mengeluh

4 Maret 2014   00:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku masih kerja! , ya, hebat,..harus disyukuri,..

meski terkadang untuk dimaki aku digaji,..

kenapa gak sekalian kau bilang "aku masih bernafas?!! , itu lebih hebat, ..harus disyukuri,..

meski terkadang nafas terasa berat, dada terasa sesak dihimpit beban.

buruh berpeluh mengeluh,kerbau mengeluh,

terbangun kala shubuh, berpeluh hingga jenuh,..

kuli bermimpi gaji tinggi, saudagar berkelakar hingga perut mekar.

andai kerbau bisa mengeluh tak cuma melenguh,..

pulang malam tanpa harapan, wajah masam berkulit legam,

mendapati anak istri sedang mengaji, membesarkan hati utk tetap bermimpi.

masih ada hari esok utk dijumpai, masih ada shubuh2 lain untuk ditemui, masih ada keluarga utk dihidupi ,..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun