Mohon tunggu...
Bagus Darmawan
Bagus Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni PKN FISIP UNNES & Mahasiswa PPG Prajabatan UNSRI

Politik and Civic Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Sesuai Identitas Manusia Indonesia

16 November 2024   20:07 Diperbarui: 16 November 2024   20:59 3807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran Berbasis Identitas Bangsa

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ciri khas tersendiri yaitu beragamnya perbedaan disetiap daerah sehingga mmebentuk kemajemukan atau multikulturarisme yang sangat tinggi. Perbedaan tersebut seperti suku, estnis, agama, budaya, fisik, bahasa dll menjadi identitas manusia Indonesia. Dengan ditemukannya kita sutasoma, dalam menanggapi perbedaan tersebut Indonesia mengambil prinsip Bhineka Tunggal Ika yang mana memiliki arti berbeda-beda tetapi tetapi satu. Dengan semboyan tersebut, seluruh aspek dalam kehidupan saling mendukung dan bersatu dalam suatu keharmonisan dalam masyarakat.

Pendidikan Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus bangsa. Sehingga dalam perkembangnya pendidikan harus kembali kepada kodrat identitas bangsa Indonesia guna membentuk generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual saja tetapi juga membentuk diri yang bermoral dan berakar dari budaya lokal bangsa Indonesia serta mampu hidup secara harmonis dalam perbedaan. Proses pembelajaran Indonesia tentu harus didasarkan pada kebudayaan lokal peserta didik, sebab dengan begitu peserta didik mampu beradaptasi dengan kebiasaan dalam dirinya untuk nantinya dapat mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Utamanya pancasila sebagai dasar negara juga menjadi dasar bagi pelaksanaan pendidikan agar tercipta antara agama, kemanusiaa, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial dapat menjadi karakter bagi tumbuh kembang peserta didik.

Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar mulltikulturalisme dalam pendidikan. 

Konsep pendidikan berdasarkan Bhineka Tunggal Ika artinya pendidikan menghargai keberagaman dalam masyarakat sebagai kekuatan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat dalam pembelajaran. Sebagai contohnya dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila guru dapat mengajarkan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara dan juga nilai toleransi dalam keberagaman. Hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan karakter peserta didik dan memberikan pemahaman akan pentingnya toleransi tanpa memandang berbagai perbedaan latar belakang yang ditemuinya. Kemudian dalam proses pembelajaran peserta didik dapat belajar berbagai perbedaan kebudayaan dan kemudian menjadi tugas proyek dalam mengenalkan konsep kebudayaan yang berbeda disetiap daerah. Sebagai contohnya yaitu pengenalan lagu-lagu daerah, makanan, dan baju adat yang dapat dipraktekkan oleh peserta didik dalam lingkup pendidikan.

Pancasila sebagai landasan pendidikan karakter

            Pancasila sebagai dasar negara juga secara otomatis menjadi dasar bagi pembentukan karakter bagi setiap peserta didik. Sebab dalam Pancasila memiki nilai-nilai yang sangat berguna bagi kehidupan. Dalam pendidikan, Pancasila dapat menjadi panduan bagi peserta didik dalam berperilaku dan juga beretika. Sebagai contohnya yaitu Pancasila menjadi panduan dalam membentuk karakter jujur, bertanggung jawab, mandiri, disiplin, dan peduli. Sebagai impementasikan saat ini dalam Kurikulum Merdeka Pancasila hadir melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mana kegiatan tersebut menakankan pada keaktifan peserta didik dan membentuk karakter peserta didik yang cinta akan tanah air dan menumbuh kembangkan potensi dalam diri peserta didik, utamanya dalam mengenal kekarifan lokal dan modernisasi daam pendidikan. Melalui kegiatan tersebut peserta didik diharapkan mampu untuk memahami dan mempraktikan budaya Indonesia dan juga mengambil nilai-nilai dalam pancasila sebagai pedoman peserta didik dalam bentindak dan berperilaku.

Religiusitas sebagai dasar beragama dalam pendidikan

Sebagai negara yang memiliki 6 agama yang diakui seperti islam, kristen, katolik, budha, hindu, dan konghucu mencerminkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang relirigus. Utamanya dalam kehidupan sehari-hari religiusitas sangat erat dan hidup berdampingan dalam setiap aktivitas manusia, oleh karenanya pendidikan di Indonesia tentu mencerminkan dan juga mengamalkan nilai-nilai spiritual sesuai agamanya masing-masing. Sebagai contoh implementasinya mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi pendidikan Indonesia memasukan mata pelajaran agama secara wajib kemudian juga didukung dengan berbagai kegiatan ekstrakulikuler keagamaan. Implementasi lainnya dalam kurikulum merdeka saat ini banyak sekolah yang menjadikan aspek religiusitas sebagai kegiatan pembiasaan yang wajib diakukan untuk membentuk karakter perserta didik. Sebagai contohnya di SMP N 30 Palembang setiap pagi harinya selalu melakukan kegiatan tadarus atau membaca Al-Qur'an, sholat dzuhur berjamaah, dan sholat dhuha, kemudian mengajak peserta didik untuk hidup toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Dengan pembiasaan tersebut peserta didik akan terbiasa untuk ingat pada Tuhannya masing-masing dan senantiasa berbuat baik dalam kehidupan masyarakat.

Kearifan lokal sebagai identitas budaya dalam pendidikan Indonesia

Kearifan lokal merupakan kekayaan bangsa Indonesia dalam setiap perbedaan daerah. Sebagai contohnya kearifan lokal tersebut seperti adat istiadat, kesenian, cerita rakyat, dan lain-lain. Dalam pendikan Indonesia kearifan lokal dapat di implementasikan pada proses pembelajaran seperti guru mengembangkan pembelajaran berbasis kearifan lokal dan terlibat langsung dalam kegiatan dalam masyarakat. Sebagai contohnya guru mengajak peserta didik dalam menganalisis kebudaya lokal didaerahnya masing-masing, kemudian dalam implementasi Kurikulum Merdeka melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, peserta didik dapat menampilkan berbagai potensi yang dimilikinya kemudian juga mengenalkan kearifan lokal dengan menampilkan pameran baju adat, teater cerita rakyat, dan tarian tradisional sesuai daerah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun