Minggu, 1 September 2024, tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Negeri Semarang mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Ungaran.Â
Kegiatan ini menyasar pemuda Karang Taruna Desa Gogik dan bertujuan untuk memberikan edukasi serta sosialisasi mengenai penegakan hukum dalam mencegah tindak kekerasan seksual.
Isu kekerasan seksual menjadi perhatian besar di Indonesia. Dalam konteks ini, Ibu Tutik Wijayanti, S.Pd., M.Pd., ketua tim pengabdian, menggarisbawahi betapa pentingnya edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi para pemuda. "Kekerasan seksual semakin sering terjadi, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah stigma negatif yang berkembang terhadap para korban.Â
Sebagian masyarakat bahkan mengucilkan korban karena menganggap mereka tidak suci, yang pada akhirnya membuat korban semakin tertutup dan takut untuk bersosialisasi. Hal ini tentunya berbahaya bagi masa depan bangsa," tutur Ibu Tutik saat membuka kegiatan.
Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Karang Taruna setempat, yang didominasi oleh siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa. Uniknya, kegiatan ini dirancang dengan konsep diskusi yang santai dan penuh kekeluargaan, tanpa mengurangi keseriusan dalam membahas isu-isu penting yang sedang terjadi. Ibu Melynda, S.Pd., Gr., yang bertindak sebagai pemantik diskusi, menjelaskan bahwa suasana santai ini dibuat agar para peserta lebih nyaman dan berani mengemukakan pendapat.
 "Kami ingin setiap peserta merasa enjoy, tidak kaku, dan bisa bebas mengkritisi isu yang dibahas. Ini penting agar mereka tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga turut aktif memberikan solusi," ujarnya.
Diskusi yang dipimpin oleh Ibu Melynda berjalan sangat interaktif. Peserta sangat antusias, bahkan banyak dari mereka yang mengusulkan ide-ide cemerlang dalam upaya pemberantasan kekerasan seksual di masyarakat. Ide-ide tersebut, menurut Ibu Melynda, dicatat dalam notulen rapat dan diharapkan dapat disampaikan kepada pihak-pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Bapak Iwan Hadi, anggota tim pengabdian, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan mengenai cara-cara praktis mencegah kekerasan seksual di lingkungannya. Bapak Iwan menjelaskan, "Pencegahan kekerasan seksual bukan hanya tanggung jawab pihak tertentu, tetapi seluruh masyarakat harus terlibat. Salah satu caranya adalah dengan membangun lingkungan yang aman dan saling mendukung."
Pada penutupan kegiatan, tim pengabdian memberikan motivasi kepada seluruh peserta untuk terus menjaga solidaritas dalam menciptakan lingkungan desa yang aman dan nyaman. "Masyarakat yang nyaman dan aman adalah cerminan bagaimana warganya menjaga sikap satu sama lain. Dengan pemahaman yang baik mengenai pencegahan kekerasan seksual, kita bisa menjadi manusia yang lebih beradab dan bijak dalam berinteraksi," ungkap Bapak Iwan Hadi dalam penutupan kegiatan.
Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat, khususnya para pemuda, untuk berperan aktif dalam pencegahan kekerasan seksual. Seperti yang diungkapkan oleh tim pengabdian, "Bangsa yang hebat adalah bangsa yang memiliki generasi berkualitas."