Mohon tunggu...
Bagus Adikarya
Bagus Adikarya Mohon Tunggu... -

Muslim | 22 Tahun | Menteri Kajian dan Strategi EM UB 2014 | Forum Indonesia Muda angkatan 13

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terlanjur

1 Agustus 2014   15:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:41 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah kisah fulan yang mencintai Fulani.
Bagi sebagian besar orang, terlanjur adalah kata yang mengandung penyesalan.

Bagi Fulan, terlanjur adalah kata yang mengandung keindahan. Sebab dia mewujudkannya dengan kesabaran. Menunggu saat yang tepat hingga rencana Allah datang, dengan terus mengerjakan kebaikan dan menikmati keterlanjuran


Fulan adalah lelaki remaja yang taat dan beriman.
Baginya kerajaan cinta di dunia harus menjulang tinggi menuju surga.
Cintanya pada Fulani adalah cinta yang berlandaskan ketaqwaan.

Lalu Fulani, adalah seorang gadis yang lahir dalam lingkungan islam.
Dibangun dengan kasih sayang kedua orang tua yang taat pada agama.
Diajarkan padanya, bahwa menjaga cinta selayaknya menjaga agama.

Seperti kisah lain, cinta fulan pada Fulani berawal dari sebuah pertemuan.
Bukan pertemuan dalam arti sebenarnya, seperti bertatap muka atau berbicara.
Melainkan sebuah pertemuan jiwa. Tak banya bicara, namun hati saling mengerti.

Bagi Fulan, terlanjur adalah kata yang mengandung keindahan. Sebab dia mewujudkannya dengan kesabaran. Menunggu saat yang tepat hingga rencana Allah datang, dengan terus mengerjakan kebaikan dan menikmati keterlanjuran


Jika diuraikan, fulan mencintai Fulani bersebab dua hal.
Pertama, bersebab ilmu agama Fulani.
Kedua, bersebab keindahan akhlaq Fulani.
Fulan faham, pernyataan cinta hanya dapat dihalalkan dengan pernikahan.

Niat untuk menikah ternyata tak bersambut dengan restu orang tua Fulan.
Orangtua fulan baru mengijinkan ketika fulan telah menyelesaikan studi.

Bagi Fulan, terlanjur adalah kata yang mengandung keindahan. Sebab dia mewujudkannya dengan kesabaran. Menunggu saat yang tepat hingga rencana Allah datang, dengan terus mengerjakan kebaikan dan menikmati keterlanjuran


Lalu, pada suatu saat, datang seorang wanita lain.
Pada diri wanita itu termiliki dua alasan yang melebihi sebab fulan mencintai Fulani.
Wanita itu lebih dalam ilmu agamanya dari Fulani.
Jika Fulani hafal 30 Juz, maka wanita itu tak hanya hafal 30 Juz, namun juga hafal puluhan hadis.
Pun tentang Akhlaq, wanita itu memiliki akhlaq yang lebih indah dari Fulani.

Bagi Fulan, kedatangan wanita itu tak bisa menggetarkan hati fulan yang terlanjur cinta pada Fulani.
Sebab, pertemuan Fulan dengan Fulani adalah tentang kecocokan jiwa.
Satu hijab yang membatasi mereka hanya lah studi fulan.
Maka,

Bagi Fulan, terlanjur adalah kata yang mengandung keindahan. Sebab dia mewujudkannya dengan kesabaran. Menunggu saat yang tepat hingga rencana Allah datang, dengan terus mengerjakan kebaikan dan menikmati keterlanjuran


Saat itu pun tiba, fulan lulus.
Fulan datang melamar Fulani.
Niat baik bersambut baik.
Seperti jawaban Rasul pada Ali, orangtua Fulani berucap “Ahlan wa Sahlan, Fulan!”
Selamat datang.

Bagi Fulan, terlanjur adalah kata yang mengandung keindahan. Sebab dia mewujudkannya dengan kesabaran. Menunggu saat yang tepat hingga rencana Allah datang, dengan terus mengerjakan kebaikan dan menikmati keterlanjuran


Ini adalah sebuah kisah fulan yang mencintai Fulani.
Memang tak bisa disimpulkan untuk setiap kejadian.
Hanya saja, saat ini jika berterus terang, sepertinya aku telah mengalami keterlanjuran.

Bagus Adikarya (http://bagus-adikarya.tumblr.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun