Sudah berapa tahun kita dapat menikmati libur hari Isra Miraj? sudahkah kita faham kenapa diberikan keleluasaan libur di hari Isra Miraj? padahal libur yang kita dapatkan setiap Peringatan Isra Miraj sudah selama umur kita hidup, lima puluh satu tahun lalu pun saya dan mungkin anda juga sudah mengalami libur hari Isra Miraj, Nah maka yang perlu kita cermati adalah Isra dan Miraj ini apakah masih ada pada diri kita? apa masih merasuk dalam sukma kita? apakah masih bersemayam dalam diri kita? bahkan karena bersemayam sehingga  hanya waktu-waktu tertentu saja akan dikeluarkan, sesekaral itukah Isra Miraj ini? sampai-sampai hanya Idul Fitri dan Idul Adha saja Isra Miraj dikeluarkan? wah layaknya seperti  jimat yang hanya dapat di keluar di waktu tertentu saja.
      Baiklah begini saja, ketika anda dan mungkin saya pergi dalam tugas ke suatu tempat yang sangat jauh, kemudian pulang kembali ke rumah kira kira apa yang pertama kali anda ceritakan pada anak dan istri? Nih oleh-oleh dari tempat bapak dinas luar,  ada pernak pernik khas dari daerah yang dikunjungi. Pasti anak anda akan berkerumun dan saling berebut ambil oleh-oleh tersebut, dan pada kesempatan berikutnya bertahun-tahun kemudian, ketika melihat pernak-pernik itu masih terpampang di dinding atau masih tersimpan rapih, kita semua bergumam ooo ini kan oleh-oleh dari tempat  kota sewaktu waktu  pergi ke sana, ini juga dari tempat ke pulau itu, ini juga.. itu juga ...dst.... . apakah oleh-oleh Isra Miraj Nabi Muhammad SAW itu juga hanya dikenang, dilaksanakan, dijalankan hanya sewaktu kita ingat saja? ketika kita tidak ingat atau sengaja melupakan dengan entengnya diabaikan.
    Itulah kemudian mungkin maksud kenapa setiap Isra Miraj diliburkan oleh Pemerintah kita yaitu dalam rangka mengingat kembali akan oleh-oleh yang didapatkan Nabi Muhammad SAW tersebut, tidak hanya untuk mengingatkan saja tapi melaksanakankan apa dan bagaimana oleh-oleh itu berfungsi untuk menjadi pedoman pelaksanaaan dan sekaligus kontrol hidup bagi kita semua Umat Islam yang sudah mendapatkanya.
   Sebuah oleh-oleh yang sangat berbeda dengan oleh-oleh dari ibu kita belanja kepasar, paling oleh-oleh cendol, cireng, gethuk, cenil, oyek, dan lain-lain, tapi oleh-oleh yang membawa adalah Nabi Agung Muhammad SAW, setelah bertemu sang Kholiq, apa itu oleh-olehnya yaitu berupa Sholat Lima Waktu, Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib dan Isa, masihkah kita mengelak atas oleh-oleh  Nabi Muhammad SAW tesebut? Bukankah kita semua sudah mendapatkan oleh-olehnya?
  Jangan sampai oleh-oleh shalat ini hanya ketika lima waktu saja kita praktekan, tetapi ketika di luar  itu ,  bergaul,  bekerja, dalam bermasyarakat,  bernegara, dalam setiap kesempatan jadikan Sholat sebagai ruh dalam berinteraksi dengan sesama, dengan tetangga harus baik, dengan atasan harus baik, dengan teman harus baik, dengan orang dijalan walau tidak dikenal harus baik, dan banyak hal tentang ruh dari shalat  dapat dan bisa menjadi pedoman kedepan.
    Bagaimana jadinya kalau shalat itu hanya ritual saja, ketika ada barang nganggur bukan punya kita main embat, ketika ada uang bukan hak kita kita tilep dengan peraturan yang dibuat oleh kita sendiri, korupsi mengakali setoran pajak ke negara, mengakali yang bukan haknya menjadi milik pribadi, kerja ke kantor terlambat datang, pekerjaan tidak ada yang beres, penghasilan maunya besar kerja males malesan....  bukankah ini dapat diibaratkan Isra Miraj telah hilang? bukankah sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar?Â
   Nah, dihari Isra Miraj ini jangan sampai hilang ruhnya dalam langkah dan gerak kita  menjalani hidup, Raden Ajeng Kartini  menulis Buku Habis Gelap Terbitlah Terang ( Minazulumati Ilannur) terilhami atas makna Sholat oleh-oleh Nabi Muhammad SAW setelah Isra dan Miraj.  Oleh karena buah tangan Isra dan Miraj  Nabi Muhammad sudah kita terima selama umur kita, sanggupkah mempertahankan dan memprakraktekan ruh dari sholat lima waktu? Meri kita mulai dari dari kita, keluarga kita, masyarakat dan menjadi pilar negara Indonesia.
    Buktikan bahwa Isra dan Miraj tidak hilang dalam diri kita ....Â
*BW*Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H