Oleh: M. Bagoes Miftachur Rahman
Kursus Mahir Dasar (KMD) merupakan kursus yang wajib dilaksanakan bagi seseorang yang ingin menjadi Pembina Pramuka. KMD sering kali diwajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Kursus ini sudah diterapkan di berbagai Universitas Pendidikan di Indonesia, hal ini terjadi karena KMD merupakan kursus yang relevan sebagai pelatihan mahasiswa yang nantinya akan bertugas meladeni siswa di berbagai sekolah dasar, dengan harapan setiap guru memiliki basic skill pramuka yang nantinya digunakan untuk pembinaan pramuka gugus depan di sekolah dasar tempat ia ditugaskan.
Namun, banyak sertifikat yang menjadi bukti partisipasi seseorang dalam KMD ini hanya menjadi secarik kertas formalitas sebagai kebutuhan administrasi. Banyak guru bersertifikasi KMD yang diharapkan untuk membina pramuka di gugus depannya masing-masing justru digantikan peran kepramukaannya dengan pihak luar sekolah. Hal ini menjadikan kurangnya Pembina Pramuka dari pihak sekolah yang berkompeten dalam kegiatan kepramukaan. Akibatnya, pihak sekolah yang membutuhkan Pembina Pramuka terpaksa merekrut anggota pramuka di golongan penegak (siswa usia 16-20 tahun) yang seharusnya belum bisa membina pramuka di sekolah karena memang golongan penegak hanya bertugas sebagai pembantu Pembina Pramuka dalam pembinaan pramuka di gugus depannya. Dengan begitu, pandangan orang awam terhadap kursus ini menjadi kurang baik. Kursus yang seharusnya digunakan sebagai wadah pelatihan Pembina Pramuka, malah menjadi kursus formalitas bagi para calon Guru Sekolah Dasar.
Ada berbagai faktor terjadinya hal tersebut, contohnya yaitu terlalu mudahnya seseorang untuk lulus dalam kursus ini. Dengan demikian, peserta KMD cenderung sedikit meremehkan kursus ini karena peluang kelulusan yang besar.
Kursus Mahir Dasar seharusnya menjadi kursus yang menunjang pengadaan Pembina berkompeten yang nantinya siap membina pramuka di gugus depannya masing-masing. Di mata orang awam akan terkesan percuma jika orang yang bersertifikasi KMD tidak mau membina pramuka di gugus depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H