Mohon tunggu...
Bagindo Armaidi
Bagindo Armaidi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati sosial kemasyarakatan

Hidup merupakan perjuangan yang dilalui dengan penuh suka dan duka. Menulis dan membaca bagian dari berbuat kebaikan, jika dijadikan untuk kebaikan diri, kita dan masyarakat tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Empat Jenis Rumah Tangga

26 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 26 Desember 2024   22:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta pernikahan, awal memulai hidup berumah tangga. (Foto:armaiditanjung)

Ada 4 jenis rumah tangga.  Rumah tangga puyuah (burung puyuh), burung balam, ayam dan itik. Berikut ini contoh dari empat rumah tangga tersebut.

Pertama, rumah  tangga puyuah. Rumah tangga yang dibangun keluarga puyuah adalah yang betina mencari makanan. Sedangkan yang jantannya mengerami telur. Puyuah jantanlah yang menetaskan dan mengasuh anaknya. Pada rumah tangga ini yang mencari nafkah adalah isteri. Selain memiliki karir di sektor formal, boleh jadi isteri yang bekerja di sektor informal. Sedangkan suami tinggal di rumah atau jadi pengangguran. Ironisnya, jika suami yang jadi pengangguran sampai  menimbulkan masalah baru kalau tersangkut tindakan melanggar hukum. Kesibukan isteri mencari nafkah terkadang mengabaikan kewajiban "melayani" suami. Masalah baru muncul seiring dengan semakin dewasa anak, terutama anak perempuan. Karena "kebutuhan" suami tidak tersalur secara normal karena si isteri sibuk mencari nafkah, anak perempuan menjadi incaran. Di sinilah terjadinya, ayah menjadi rutiang (sejenis ikan yang memangsa anaknya sendiri). Sang ayah dengan teganya melakukan hubungan suami isteri, hingga hamil. Peristiwa ayah menghamili anak (termasuk anak tiri atau anak yang berada dalam tanggungjawabnya) makin sering terjadi sebagaimana diberitakan di media massa.

Kedua, rumah tangga ayam. Ayam jantan tidak mau tahu dengan telur dan anak yang dilahirkan dari telur hasil perkawinan ayam betina dengan ayam jantan. Telur dierami oleh ayam betina. Ayam betina menanggung sendiri penderitaan mengerami telur. Demi mengerami telurnya, ayam betina terpaksa kurang makan. Kalau mau makan, harus cari sendiri. Sedangkan ayam jantannya, tidak mau tahu dengan pasangan dan telur yang dibuahi. Ayam jantan malah  berkeliaran mencari ayam betina yang lain. Ayam jantan hanya mau mengawini, tanpa mau bertanggungjawab dengan hasil perkawinannya. Dari ayam betina yang satu, pindah lagi ke ayam betina yang lain. Begitulah ayam jantan dalam berumah tangga. Ini tipe suami yang memiliki isteri dan anak, kemudian ditinggalkan begitu saja. Ia tidak mau tahu dengan kebutuhan isterinya. Apakah kebutuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal ada atau tidak, tidak jadi pikirannya. Setelah menikah, memiliki anak, suami enak saja pergi tanpa ada kabar.

Ketiga, rumah tangga itik. Inilah rumah tangga yang ironis. Ayah dan ibu sama-sama tidak peduli dengan telurnya sendiri. Bagi itik, tidak mau tahu siapa yang menetaskan telurnya. Baik itik jantan maupun itik betina tidak mau menetaskan telurnya. Artinya, itik jantan dan itik betina tidak peduli dengan anak-anak yang dilahirkan. Ayah mau enak sendiri, sedangkan ibu juga maunya enak sendiri. Itik jantan (ayah) dan itik betina (ibu) sama sekali tidak menghiraukan keturunannya (anak-anaknya) sendiri. Apakah anak itu bisa bertahan hidup atau tidak, ada makanan atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada orang yang punya belas kasihan. Inilah jenis rumah tangga yang tidak bertanggungjawab. Adakalanya telur itik dierami ayam betina. Ketika telur menetas, lahir anak itik. Ia main-main di pinggir kolam, anak itik dengan lincahnya masuk air dan tidak terbenam. Sementara induknya (ayam) yang tidak pandai berenang sudah ribut dan cemas memanggil anaknya. Keresahan ibunya tak pernah diacuhkan anak itu, ia tetap dengan gembira berenang di atas air. Anak-anak yang tidak dibesarkan oleh ayah dan ibu kandungnya, tentu akan menimbulkan banyak masalah. Yang pasti, kebutuhan hidupnya tidak ada yang bertanggungjawab secara penuh.

Keempat, rumah tangga burung balam. Antara jantan dengan betina saling bergantian mengerami telurnya. Jika yang betina mencari makan keluar dari sarangnya, maka burung balam jantan yang mengerami telurnya. Sebaliknya, jika burung balam jantan yang keluar mencari makan, maka yang betina mengerami telur. Pasangan burung balam jantan dan betina, hidup harmonis, saling menjalankan fungsi masing-masing. Dalam mengurusi rumah tangganya saling berbagi, berjalan secara harmonis. Inilah rumah tangga yang pantas jadi contoh tauladan. Dalam membangun rumah tangga bahagia perlu keharmonisan suami isteri, perlu saling tolong menolong dan saling kasih mengasihi. Semoga makin banyak rumah tangga burung balam. Sehingga dapat melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman, berilmu, beriman, dan beramal shaleh untuk dunia dan akhiratnya, kelak. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun