Mohon tunggu...
Baginda fachrul rhazi
Baginda fachrul rhazi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku berpikir maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soepomo dan Negara Integralistik

18 Oktober 2022   05:21 Diperbarui: 18 Oktober 2022   05:30 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soepomo dalam sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945 ditugaskan untuk merumuskan struktur hukum yang sesuai terhadap negara kemerdekaan Indonesia yang dicita-citakan pada saat itu, mengingat ia adalah seorang ahli hukum dengan pemikiran yang cukup di perhitungkan. Soepomo kemudian dengan sangat mengejutkan mengeluarkan ide dan konsep negara Integralistik, tentu saja pemikiran Soepomo tentang konsep negara tersebut telah di pikirkan secara matang-matang. Namun apakah yang menjadi landasan utama ia mengeluarkan ide-ide tentang konsep negara Integralistik tersebut? 

Soepomo mengejutkan para pengikut sidang pada saat itu, bagaimana mungkin seorang intelektual, beradab, dan humanis memikirkan sebuah ide gila tentang konsep sebuah negara. Ia mengatakan Negara Integralistik lah yang cocok untuk negara yang di cita-citakan bangsa Indonesia, mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang multi etnik sehingga dapat mempersatukan tanpa adanya distingsi antar golongan masyarakat.

Negara Integralistik mempunyai keluhuran terhadap apa yang diimpikan bangsa Indonesia sejak dahulu. Hidup untuk negara dan menghilangkan kepentingan individu atas kepentingan masyarakat, lalu menyerahkan seluruh tugas pemerintahan terhadap pemimpin akan menghilangkan ketidakseimbangan kemudian menciptakan sebuah keharmonisan dan mewujudkan cita-cita yang luhur sebuah bangsa. 

dikembangkan oleh seorang filsuf asal Jerman bernama Adam Muller. Dalam Integralistik yang di anut oleh Adam Muller konsep manusia dalam bernegara di ibaratkan sebagai sebuah organisme. Sulit tentunya untuk mencerna konsep dasar dari pemikiran Adam Muller, akan tetapi pemikiran Adam Muller secara implisit menjelaskan bahwa Integralistik tidak jauh bedanya dari pemikiran fasisme Jerman dan Jepang. Masyarakat hanya hidup untuk negara dan tak punya eksistensi terhadap dirinya, paham ini tentu saja bertolak belakang dengan revolusi Perancis yang tak lain adalah buah hasil dari pemikiran Jean jacquen Rousseau. 

Masyarakat dan strukturnya hanya di ibaratkan sebagai organ yang terdapat dalam sebuah organisme, tentu saja organ - organ yang hidup di dalam sebuah organisme memiliki fungsi tersendirinya namun tetap saja tak dapat melampaui atau melakukan fungsi lain diluar fungsi aslinya. Dasar dari pemikiran Adam Muller ini terpengaruh dari pikiran thomas aquinas, akan tetapi pemikiran dua tokoh tersebut sangat berbeda, mungkin saja akibat interpretasi yang keliru dari seorang Adam Muller atau memang Thomas Aquinas lah yang terlalu abstrak memberikan gambaran tentang dua kesatuan dimana ia menjelaskan secara eksplisit tentang unum in se dan unum ordonis merupakan dua hal yang berbeda implementasinya terhadap tatanan masyarakat.

Terlihat bagaimana gambaran Adam Muller terhadap suatu negara dengan sangat radikal dan ideologis ia menolak adanya demokrasi dan tetap mendukung sistem monarki absolut yang di praktikan oleh Perancis. Hidup dengan sistem kelas juga merupakan sebuah unsur penting dari pemikiran nya, para bangsawan, parlementer, dan kaum pekerja sosial hidup dan tumbuh sesuai porsi nya untuk sebuah negara, Ia berpikir kalau semua nya sudah hidup dengan kesatuan nya maka sebuah negara dengan keharmonisan akan tercipta. 

Individu menyatu dalam masyarakat merupakan sebuah ungkapan yang memperkuat pemikiran Adam Muller, masyarakat tidak perlu meminta perlindungan dari pihak manapun jika individu menyatu dalam masyarakat. Kemudian masyarakat dengan tujuan terhadap suatu negara, kebebasan berekspresi diluar kenegaraan tentu adalah suatu tindakan yang salah dengan kata lain tidak adanya perlindungan hak-hak asasi manusia, lalu kemana larinya sisi humanis Soepomo sehingga menggagas pemikiran yang berpotensi mewujudkan sistem pemerintahan yang otoriter.

Pemahaman Adam Muller tentang negara tentu saja menimbulkan banyak kritik dari berbagai kalangan, terutama kaum humanis. Namun, itulah yang mendasari pemikiran Soepomo dalam perancangan dasar negara, dalam pidato nya ia menyebut integralistik sebagai jalan keluar Indonesia sebagai negara yang hidup dengan berbagai macam etnis, ras, dan suku di dalam nya, walaupun ia tidak mendukung sistem kasta sosial. Selain dari Adam Muller ada juga Spinozza dan Hegel yang melandasi pikiran Soepomo yang tentu saja di tolak mentah-mentah oleh para negarawan terutama Moh. Hatta pada saat itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun