Mohon tunggu...
Baghas Aprian Diadon
Baghas Aprian Diadon Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa biasa yang suka mendengarkan dan membuat musik

Selanjutnya

Tutup

Seni

Mengenal Lebih Dalam Tari Kethek Ogleng Pacitan

20 Januari 2023   16:09 Diperbarui: 20 Januari 2023   16:39 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pacitan, merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa timur. Pacitan identik dikenal dengan banyaknya kekayaan alam yang sangat indah. Disini kita bisa menjumpai wisata alam mulai dari pantai hingga bermacam goa. Hal ini yang menjadikan Pacitan mendapat julukan sebagai "Kota 1001 Goa". Namun tak hanya wisata alamnya saja yang menarik, keragaman tradisi seni adatnya juga tak kalah menarik untuk diketahui.

Salah satunya adalah tarian adat khas Pacitan bernama Kethek Ogleng. Kethek Ogleng merupakan seni tari asli Kabupaten Pacitan yang lebih tepatnya berasal dari Desa Tokawi Kecamatan Nawangan. Nama Kethek Ogleng sendiri diambil dari Bahasa Jawa "Kethek" yang berarti kera. Dan "Ogleng" berasa dari suara iringan gamelan ketika dipentaskan yang berbunyi gleng-gleng. 

Kethek Ogleng  Tari Kethek Ogleng pertama diciptakan oleh Sutiman pada tahun 1962. Sutiman adalah seorang seniman kelahiran 4 Mei 1945 yang berasal dari Dusun Sompok, Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan.

Asal mula terciptanya Kethek Ogleng

Sebelum Kethek Ogleng dikenal seperti saat ini, Tarian adatnya ini memilki asal usul yang menarik. Pada awalnya Kethek Ogleng tercipta karena pada saat berusia 18 tahun, Sutiman merasa senang ketika melihat perilaku seekor kera. Setiap hari beliau selalu memperhatikan dan mempelajari bagaimana gerakan seekor kera berjalan, melompat, hingga memanjat pohon. 

Akhirnya ketertarikan beliau dikembangkan berkat kerjasama beliau dengan paguyuban kerawitan desa Tokawi dan hingga kini dijadikan sebuah tarian yang dikenal sebagai "Kethek Ogleng".  Pada awalnya tarian ini bersifat akrobatik, sehingga pada saat pementasan dilaksanakan menggunakan semacam tali untuk memanjat. Jika berada di panggung menggunakan tumpukan kursi dan meja. Kini Kethek Ogleng terus diselenggarakan oleh masyarakat Pacdengan ciri khasnya yang mengenakan kostum putih yang menyerupai monyet. 

Johan Kabid, anggota Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. dok. pribadi
Johan Kabid, anggota Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. dok. pribadi

Namun, penggambaran Kethek Ogleng yang kini kita kenal ternyata tidak sepenuhnya sesuai dengan sejarah awal. Menurut anggota Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan, Johan Kabid mengatakan bahwa pada awalnya Kethek Ogleng hanya sebuah tarian yang biasa, hingga akhirnya sekitar tahun 1980-an Tari Kethek Ogleng mulai terbawa ke dalam cerita Kerajaan Jenggala atau yang biasa disebut cerita Panji. Dan pada saat itu penggambaran Kethek Ogleng sering disamakan sebagai Hanoman (kethek putih dalam cerita Panji).

Pada akhirnya Kethek Ogleng resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian dan Kebudayaan Indonesia Tahun 2009. Hingga saat ini Tari Kethek Ogleng terus dilestarikan oleh masyarakat Pacitan, Pemerintah Kabupaten Pacitan sering kali menampilkannya sebagai tari Kethek Ogleng saat penyambutan tamu penting ataupun ketika perayaan hari besar.

Penulis : Baghas Aprian Diadon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun