Saat ini, banyak kalangan yang terkejut dan kecewa dengan tindakan provokatif yang dilakukan oleh Din Syamsuddin, seorang tokoh agama yang seharusnya menjadi panutan bagi umat. Sangat disayangkan bahwa karir yang baik yang pernah dijalani oleh Din Syamsuddin harus tercoreng karena menjadi provokator dalam demo memakzulkan Presiden Joko Widodo.
Sebagai seorang tokoh agama, Din Syamsuddin seharusnya lebih bijak dalam menyikapi perbedaan politik. Ia seharusnya menghormati keputusan KPU dan proses demokrasi yang telah berjalan. Harus berlapang dada siapapun pemimpin yang terpilih, karena itulah esensi dari demokrasi. Jika ada ketidakpuasan terhadap hasil pemilu, sebaiknya disampaikan melalui jalur hukum yang sesuai, bukan dengan menghasut masyarakat untuk melakukan aksi demo yang dapat memicu kerusuhan.
Lebih penting lagi, kita harus menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Kita adalah bangsa yang beragam, namun harus tetap bersatu dalam perbedaan. Provokasi dan ajakan demo pemilu curang hanya akan memecah belah masyarakat dan merusak keharmonisan yang telah kita bangun selama ini. Kita harus mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat, bukan dengan cara-cara yang merusak tatanan demokrasi.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus tetap tenang dalam menghadapi situasi politik saat ini. Mari kita saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat, serta mengutamakan kepentingan bersama demi kemajuan Bangsa Indonesia. Jangan biarkan kita terjebak dalam provokasi dan ajakan demo yang dapat merusak stabilitas negara. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, serta berupaya membangun bangsa yang lebih baik melalui cara yang damai dan konstruktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H