Mohon tunggu...
Bages Gmail
Bages Gmail Mohon Tunggu... Guru - Guru

Treking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan, Pemilu Bukan Pemecah Kita

19 Februari 2024   15:32 Diperbarui: 20 Februari 2024   15:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 14 Februari 2024 yang lalu, bangsa Indonesia telah menunjukkan komitmen demokrasinya melalui pelaksanaan Pemilihan Umum 2024. Antusiasme yang meluap dari seluruh penjuru tanah air, menunjukkan betapa pentingnya momen ini bagi masa depan bangsa. Partisipasi aktif masyarakat dalam menentukan arah dan nasib negara patut dihargai dan dirayakan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dinamika politik yang terjadi seringkali membawa dampak yang kurang menyenangkan, termasuk munculnya gesekan antar pendukung, penyebaran hoaks, dan disinformasi yang merajalela, serta meningkatnya potensi perpecahan di kalangan masyarakat.

Di tengah kebisingan dan ketegangan pasca pemilu, terdapat panggilan yang lebih besar bagi kita semua, yaitu untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan pilihan dalam politik seharusnya tidak diartikan sebagai perpecahan, melainkan sebagai bukti keberagaman yang menjadi kekayaan dan kekuatan bangsa kita. Kita harus mengingat kembali, bahwa Indonesia terbentuk dari mozaik budaya, suku, agama, dan ras yang berbeda-beda, namun mampu bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bagaimana persatuan dan kesatuan menjadi kunci utama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan bangsa, dengan latar belakang yang beragam, telah menunjukkan kepada kita bahwa di atas segalanya, persatuan dan kesatuan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karena itu, dalam menghadapi era yang penuh dengan tantangan ini, semangat untuk bersatu harus terus dinyalakan, mengalahkan segala bentuk perbedaan dan perselisihan.

Meskipun Pemilu 2024 telah berlalu, dan kita masih menantikan pengumuman hasil resmi, penting bagi kita untuk mengingat bahwa hasil akhir bukanlah akhir dari segalanya. Apapun hasilnya, harus kita terima dengan sikap yang dewasa dan lapang dada. Jangan biarkan polarisasi politik meracuni persaudaraan dan kesatuan yang telah lama kita jaga bersama.

Kita harus menjadikan perbedaan pilihan politik ini sebagai kesempatan untuk memperkaya demokrasi kita, bukan sebagai alasan untuk berpecah belah. Mari kita rawat persaudaraan dengan memegang teguh nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan selalu mengutamakan dialog serta musyawarah mufakat dalam menyelesaikan setiap perbedaan.

Dalam menghadapi maraknya hoaks dan disinformasi, kita dituntut untuk lebih bijak dan kritis dalam menerima informasi. Hindari terjebak dalam provokasi dan ujaran kebencian yang hanya akan merusak tatanan sosial. Kita harus menjadi filter yang baik, memilah dan menyebarkan informasi yang benar dan membangun.

Mari kita ambil momentum Pemilu 2024 ini sebagai titik balik untuk memperkuat kembali fondasi persatuan dan kesatuan bangsa. Tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang matang dalam berdemokrasi, yang mampu mengatasi perbedaan dengan cara yang damai dan penuh martabat.

Bersama, mari kita bangun kembali Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan bermartabat, berlandaskan pada persatuan dan kesatuan yang kokoh. Mari kita buktikan bahwa, di atas segala perbedaan, kita adalah satu Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun