Mohon tunggu...
Bagas Satria Wicaksono
Bagas Satria Wicaksono Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Hukum

Kediri, 01 Januari 2000

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hidup Merdeka dengan Berpolitik

9 September 2021   06:05 Diperbarui: 9 September 2021   06:09 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tentang Politik terasa sangat familiar di telinga kita semua, jelas kita semua tahu akan apa itu politik. Kalau kita delik kembali dalam sebuah kalimat Mutiara dari filsuf Tionghoa (Mao Tse-tung) mengatakan "Politik itu adalah sebuah peperangan yang akan menuai pertumpahan darah" mungkin kalimat ini bukan kalimat Mutiara, melainkan sebuah petunjuk atau arahan bagi kita semua untuk tidak sewenang-wenang dalam berpolitik. 

Dari sinilah kita dapat berspekulasi ternyata politik itu berbahaya jika tidak berada pada tempat yang Proporsional. Memang benar banyak masyarakat atau ahli politik yang beranggapan atau bahkan berpendapat secara Fundamental kalau politik itu kejam, tidak ber Pri-Kemanusiaan, dan lain sebagainya. Jika memang seperti itu hanya ada satu pertanyaan, Hidup Tanpa Berpolitik, Apakah Mungkin?

Manusia itu di ciptakan dengan sebuah akal pikiran yang berbeda-beda yang di mana itu membuat mereka semua berkembang atau tumbuh secara Universal bahkan Personal dan lebih tepatnya tanpa di batasi oleh apa pun, hal seperti inilah yang dapat kita jadikan sebagai Filter "penyaring" yang akurat sehingga dapat berpandangan secara Kontekstual, politik dalam kategori positif, tidak ada yang melarang jika kamu membenci politik, atau mencaci politik. 

Ketahuilah semakin kamu membenci politik, nasib negara ini semakin tidak karuan. tidak sepenuhnya politik itu hitam, percaya ataupun tidak politik dapat menjadi cahaya putih jika berada di tangan yang tepat, politik memang penuh intrik tetapi pada dasarnya politik itu membutuhkan orang-orang yang baik.

Sebuah problematika besar di negeri ini adalah munculnya citra politik yang teramat buruk dengan perginya putra-putri bangsa. Anak-anak muda yang kita ketahui mempunyai semangat yang menggebu-gebu, pemikiran yang idealis, masa depan yang gemilang, dan bahkan dapat memperbaiki Infrastruktur persatuan dan kesatuan negara ini. 

Namun beribu sayang mereka sudah terlanjur menganggap politik itu kotor. Mereka semua lebih memilih bekerja dengan sebuah Corporation atau perusahaan besar seperti multi-nasional yang di mana mereka beranggapan dengan bekerja di dalamnya masa depan akan mudah untuk di raih, ketimbang berkecimpung dalam ranah politik dan embel-embel politik lainnya.

Tanpa kita sadari jika anak cucu kita berpaling dari politik, menjauhi politik karna citra buruknya, itu tidak akan mengubah keadaan justru malah menimbulkan keadaan fisik politik yang semakin Kronis. Sehingga Apa yang akan terjadi? Yaitu kaum pemuda sebagai penerus bangsa enggan untuk berkiprah dalam konteks membangun negara ini, mereka yang punya talenta di bidang ini, pemikiran idealis yang sangat tinggi di buang secara percuma hanya karna menganggap politik itu busuk. 

Tentunya tidak menutup kemungkinan jika politik di negeri ini akan di isi oleh orang-orang yang hanya biasa-biasa saja, atau bahkan di bawah rata-rata. Mereka rela menjual jabatan, martabat, bahkan jika perlu diri sendiri untuk bisa mendapatkan sebuah kekuasaan. Lantas kalau seperti ini, siapa yang sebenarnya kotor, Politik atau orangnya?

Guru besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (Miriam Budiarjo) memberikan pernyataan "Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses dalam menentukan tujuan-tujuan itu, dengan kata lain politik diartikan sebagai usaha untuk mencapai kehidupan yang baik serta sejahtera" perihal kalimat seperti ini dapat di gunakan sebagai jembatan dalam menjawab sebuah penganggapan (tradisi) kalau politik itu kotor.

Mereka yang menganggap politik itu jahat, karena mereka belum mengerti apa itu politik? Politik itu bukan hanya digunakan untuk mendapatkan kekuasaan saja, melainkan juga digunakan sebagai pembahasan dalam suatu negara, seperti yang dikatakan Aristoteles : Politik atau ilmu politik itu merupakan suatu ilmu yang membahas tentang asal serta tujuan terbentuknya negara, ada pula dari tokoh Socrates yang mengatakan bahwa sejatinya politik itu juga masuk dalam terbentuknya suatu keadilan. 

Dari sini kita dapat menarik benang merah bahwa sejatinya peduli politik itu sama halnya dengan mengingat asal mula negara Indonesia merdeka dan apabila kita membahas lebih dalam, pasti kita akan tahu bagaimanakah keadilan itu di dalam kaca mata ilmu politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun