Di sebuah sekolah dasar di Yogyakarta, seorang siswa bernama Andi seringkali menunjukkan perilaku tidak disiplin. Andi sering datang terlambat ke sekolah, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, dan kerap berbicara tidak sopan kepada guru. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bagi guru-guru di sekolah tersebut, karena perilaku Andi dapat mempengaruhi siswa-siswa lainnya.
Melihat situasi ini, guru kelas Andi, Ibu Rina, memutuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk membantu Andi. Ibu Rina memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya bimbingan dan konseling dalam pengembangan karakter siswa. Ia mengadakan sesi konseling secara individu dengan Andi untuk memahami akar permasalahan yang dihadapi Andi. Melalui sesi konseling tersebut, Ibu Rina menemukan bahwa Andi mengalami tekanan di rumah akibat masalah keluarga yang mempengaruhi perilakunya di sekolah.
Setelah memahami situasi Andi, Ibu Rina bekerja sama dengan guru-guru lain dan orang tua Andi untuk memberikan dukungan yang diperlukan. Ibu Rina juga memberikan bimbingan khusus kepada Andi tentang pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan sopan santun. Selain itu, Ibu Rina melibatkan Andi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantu Andi mengembangkan keterampilan sosial dan emosionalnya.
Hasil dari upaya bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Ibu Rina dan guru-guru lainnya menunjukkan perubahan positif pada diri Andi. Andi mulai menunjukkan sikap yang lebih disiplin, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan berbicara dengan sopan kepada guru. Ia juga mulai aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menunjukkan peningkatan dalam prestasi akademiknya.
Kasus Andi menunjukkan betapa pentingnya peran guru dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Dengan adanya perhatian dan dukungan dari guru, siswa seperti Andi dapat mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dan mengembangkan karakter yang lebih baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, berbudaya, dan berakhlak mulia.
Namun, peran guru dalam bimbingan dan konseling di sekolah dasar masih memerlukan perhatian lebih. Banyak guru yang merasa terbebani dengan tugas tambahan ini karena kurangnya pelatihan khusus dan waktu yang terbatas. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kapasitas guru melalui pelatihan dan dukungan yang memadai. Pelatihan ini akan membantu guru mengembangkan keterampilan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan tepat sasaran.
Selain itu, sekolah dan pihak terkait juga perlu menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua dan komunitas, juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter siswa. Dengan kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan pihak sekolah, layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta didik.Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, berbudaya, dan berakhlak mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H