Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Makanan Berbahan Tepung Menetap di Perut Selama 3 Hari?

20 Februari 2025   17:10 Diperbarui: 23 Februari 2025   16:26 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mi Instan | Sumber gambar: Ikhsan Baihaqi/unsplash

Kompasianer, saya ingin bertanya, apakah di antara kita ada yang pernah mendengar pernyataan "Jangan makan mi instan banyak-banyak karena bisa bertahan di perut selama beberapa hari"? Berapa banyak dari kita yang meyakini pernyataan tersebut hingga akhirnya mulai membatasi mengonsumsi mi instan?

Ada juga selain mi instan, misal seperti ayam goreng tepung, gorengan atau makanan lain yang berbahan dasar atau mengandung tepung terigu, tepungnya itu bisa diam di perut selama 3 hari dan yang menghebohkannya lagi, saya melihat ada seseorang dalam konten videonya menyatakan bahwa bisa menyebabkan kanker.

Wah, kalau ada sebutan kanker, rasanya sudah mengerikan ya, dan bahkan tidak mau lagi mengonsumsinya dengan embel-embel takut kanker. Akhirnya malah bisa menjadi fobia terhadap makanan tepung? 

Saya rasa itu malah menjadi hal yang menyebalkan, ketika kita menjadi fobia terhadap sesuatu hanya karena isu yang baru didengar di telinga kita, padahal kita tidak tahu kebenarannya. Hingga akhirnya jika ditanya "sumbernya dari mana?" jawabannya "percaya aja sama saya". Super sekali jawabannya, hahaha.

Memang isu semacam ini sudah sangat lama dan sudah terbukti tidak benar. Tetapi herannya ketika ada orang lain yang mengangkat kembali pernyataan tersebut, mengherankannya malah ada yang percaya dengan hal tersebut. Saya tidak tahu apakah komentar-komentar orang yang percaya tersebut memang beneran percaya atau hanya komentar bayaran supaya rating kontennya naik ke permukaan, atau istilah kerennya "fyp (for your page)".

Mengapa informasi tersebut tidak benar? Berikut ini penjelasan ilmiahnya, mengapa isu tersebut adalah mitos!

Sistem pencernaan manusia dirancang untuk mengolah berbagai jenis makanan, termasuk tepung terigu, dengan cukup efisien. Prosesnya dimulai sejak makanan masuk ke mulut dan berlanjut melalui saluran pencernaan:

  1. Di Mulut: Enzim amilase dalam air liur mulai memecah karbohidrat kompleks dalam tepung menjadi gula yang lebih sederhana.

  2. Di Lambung: Asam lambung dan enzim pencernaan lainnya melanjutkan pemecahan nutrisi.

  3. Di Usus Halus: Enzim pankreas seperti amilase, maltase, dan sukrase mengubah karbohidrat yang lebih kompleks menjadi glukosa yang kemudian diserap ke dalam aliran darah.

  4. Di Usus Besar: Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, seperti serat, akan difermentasi oleh bakteri usus sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui feses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun