Saat itu, saya sedang asik menonton film dr. House, sebuah tayangan serial yang tersedia di salah satu aplikasi ternama untuk menonton film luar negeri. Film itu menceritakan tentang seorang dokter yang sangat jenius namun memiliki watak yang cukup menyebalkan, akan tetapi selalu berusaha untuk menyembuhkan pasiennya. Selama menonton tayangan itu entah mengapa, saya jadi kepikiran tentang beberapa diet yang baik untuk kesehatan, padahal saat saya menonton film tersebut, tidak ada adegan mengonsumsi makanan sehat. Pikiran saya cukup random dan tau-tau jadi ingin membahas tentang pola diet.
Ya, di artikel sebelumnya, saya membahas mengenai pola Intermitten Fasting dan sekarang saya ingin membahas tentang diet Mediterania. Setelah mendengar nama diet tersebut, yang terbayang di pikiran saya yaitu sebuah wilayah laut yang bernama Mediterania. Apakah betul diet tersebut sangat khas di negara-negara yang dekat dengan laut Mediterania? Rasa penasaran saya menjadi tergelitik untuk membahas salah satu diet ini.Â
Yuk mari kita menyelam di dalam pembahasannya
Definisi Diet Mediterania
Diet Mediterania adalah pola makan yang berfokus pada konsumsi makanan berbasis nabati seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun. Diet Mediterania ini berasal dari wilayah sekitar Laut Mediterania, termasuk Yunani, Italia, dan Spanyol, di mana masyarakatnya memiliki tingkat penyakit kardiovaskular yang rendah.
Pola makan ini juga mencakup konsumsi sedang protein dari ikan dan produk susu, serta konsumsi rendah daging merah dan makanan olahan. Minyak zaitun, sebagai sumber utama lemak dalam Diet Mediterania, kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal yang terbukti mendukung kesehatan jantung.
Berbeda dengan pola diet restriktif, Diet Mediterania menekankan keberlanjutan melalui pilihan makanan segar, pengurangan konsumsi makanan olahan, aktivitas fisik rutin, serta pentingnya aspek sosial saat makan. Pola ini tidak hanya dirancang untuk menurunkan berat badan tetapi juga untuk mendukung kesehatan jangka panjang.
Sejarah Diet Mediterania
Konsep Diet Mediterania pertama kali diidentifikasi pada tahun 1950-an melalui penelitian Dr. Ancel Keys. Ia mencatat bahwa masyarakat di wilayah Mediterania memiliki tingkat penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat di negara Barat meskipun konsumsi lemak dalam diet mereka tinggi. Melalui hasil penelitian ini memberikan wawasan bahwa tidak semua jenis lemak berdampak buruk bagi kesehatan. Hal ini tentu didukung dengan menyoroti manfaat lemak sehat dari minyak zaitun dan kacang-kacangan yang terdapat di dalam hidangan Mediterania.
Pada tahun 1990-an, pola makan ini mendapatkan pengakuan internasional setelah Harvard School of Public Health dan World Health Organization (WHO) mempromosikannya sebagai model pola makan yang mendukung kesehatan global. Penelitian lanjutan dari diet Mediterania ini terus dilakukan dengan tujuan untuk memberikan dukungan ilmiah yang dapat menyatakan bahwa pola diet ini dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan neurodegeneratif.
Penjelasan Ilmiah Manfaat Diet Mediterania
Secara ilmiah, Diet Mediterania memberikan berbagai manfaat kesehatan yang didukung oleh komposisi nutrisinya, yang kaya akan serat, antioksidan, dan asam lemak tak jenuh tunggal. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya: